Bitcoin (BTC) kembali mencetak rekor harga tertinggi baru di US$ 110.400 di platform Binance pada 22 Mei. Melansir dari cointelegraph.com, Ini menjadi bagian dari tren kenaikan yang kuat, di mana harga Bitcoin sudah naik selama tujuh minggu berturut-turut sejak menyentuh titik terendah di US$ 74.500.
Jika Bitcoin mampu menutup candle mingguan di atas US$ 106.500 pada 25 Mei nanti, maka ini akan menjadi rekor kenaikan mingguan terpanjang sejak Oktober 2023.
Tak hanya itu, kapitalisasi pasar Bitcoin kini menyentuh US$ 2,17 triliun dan realized cap-nya mencapai US$ 911,5 miliar, menurut data dari penyedia analisis blockchain Glassnode.
Seiring dengan rekor baru ini, banyak analis percaya bahwa harga Bitcoin masih bisa naik lebih tinggi. Salah satunya adalah Titan of Crypto, seorang trader terkenal di dunia kripto. Ia memperkirakan bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$ 135.000 pada tahun 2025.
Prediksi ini berdasarkan analisis teknikal menggunakan alat yang disebut Fibonacci extension, yang sering digunakan untuk mengukur potensi kenaikan harga berdasarkan pergerakan sebelumnya.
Sementara itu, analis senior Peter Brandt juga optimis, meskipun lebih hati-hati. Ia menyebut bahwa rekor harga di pasar bullish adalah hal biasa. Dalam hal ini, Brandt menyampaikan bahwa pasar bullish memang mencetak rekor harga terus menerus, dan merupakan hal yang normal. Menurut Brandt, harga Bitcoin bisa mencapai US$ 125.000 hingga US$ 150.000 pada akhir Agustus.
Ada pula prediksi yang jauh lebih tinggi. Gert van Lagen, analis teknikal yang menggunakan pola grafik jangka panjang, memperkirakan bahwa harga Bitcoin bisa melesat ke kisaran US$ 300.000, hingga US$ 320.000. Ia melihat bahwa Bitcoin telah keluar dari pola ‘Megaphone’ yang sudah terbentuk selama empat tahun.