Liputan6.com, Jakarta – Robert Kiyosaki, penulis buku keuangan legendaris Rich Dad Poor Dad, memperingatkan bahwa penurunan peringkat kredit Amerika Serikat oleh Moody’s dapat menjadi pemicu krisis ekonomi besar, bahkan seperti kejatuhan tahun 1929.
Dalam pandangannya, bitcoin, emas, dan perak bisa menjadi benteng pertahanan di tengah potensi kegagalan sistem keuangan global.
Buku Rich Dad Poor Dad telah menjadi buku terlaris dunia selama lebih dari dua dekade, diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dibaca oleh jutaan orang yang mencari literasi keuangan.
Dalam unggahan di platform media sosial X pada 19 Mei, dikutip news.bitcoin.com, Kamis (21/5/2025), Kiyosaki menuliskan:
“Penurunan peringkat Moody’s mungkin berarti suku bunga yang lebih tinggi, yang berarti AS masuk resesi. Artinya, ekonomi akan melambat, pengangguran meningkat, pasar obligasi dan perumahan tertekan, serta bank-bank lemah mungkin gagal. Ini bisa menjadi pemicu seperti Depresi 1929.”
Ia menekankan bahwa penurunan peringkat ini bukan sekadar isu teknis, melainkan sinyal awal dari keruntuhan ekonomi sistemik. Kenaikan suku bunga yang menyusul bisa memperburuk situasi, memukul sektor-sektor utama seperti perbankan, ketenagakerjaan, dan pasar properti.
Mengutip ekonom sekaligus sahabatnya, Jim Rickards, Kiyosaki menambahkan bahwa salah satu pemicu krisis berikutnya adalah utang pinjaman mahasiswa yang telah mencapai USD 1,6 triliun.
“Menurut Jim Rickards, krisis berikutnya akan dipicu oleh jatuhnya utang pinjaman mahasiswa sebesar USD 1,6 triliun,”
Kiyosaki mengingatkan bahwa krisis yang selama ini ia peringatkan sejak menerbitkan Rich Dad’s Prophecy pada 2012 kini mulai terlihat nyata.
“Kehancuran yang saya peringatkan dalam Rich Dad’s Prophecy pada 2012 telah dimulai.”
Ia pun kembali menyerukan agar masyarakat melepaskan ketergantungan pada uang fiat, pekerjaan tetap, dan rencana pensiun tradisional. Sebaliknya, ia menyarankan untuk berinvestasi pada aset riil seperti emas, perak, dan kini juga bitcoin.
“Saya merekomendasikan untuk menyimpan emas dan perak, dan hari ini juga bitcoin. Saya menolak aset kertas dan ETF (dana yang diperdagangkan di bursa).”