
Harga emas dunia kembali melemah dalam perdagangan Senin (26/5), setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda penerapan tarif tambahan terhadap Uni Eropa hingga 9 Juli 2025. Keputusan ini meredakan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas yang biasanya dicari saat ketidakpastian meningkat.
Dilansir Reuters, Selasa (27/5), harga emas spot turun 0,8% menjadi US$3.332,04 per ons, sementara emas berjangka AS melemah 1% ke US$3.331,90 per ons. Komoditas logam mulia lain seperti perak, platinum, dan palladium juga mengalami penurunan.
Menurut analis UBS, Giovanni Staunovo, volume perdagangan diperkirakan lebih rendah karena libur Memorial Day di AS dan Bank Holiday di Inggris. Meski demikian, UBS dan beberapa bank investasi lainnya memperkirakan harga emas dalam beberapa bulan ke depan akan kembali menguji level US$3.500 per ons. Staunovo menegaskan potensi penguatan harga emas masih besar dalam waktu dekat.
Sorotan juga tertuju pada China yang mencatat lonjakan impor emas bersih lebih dari dua kali lipat pada April 2025, menandakan permintaan kuat dari konsumen utama dunia. Citi Group juga menaikkan proyeksi harga emas tiga bulan mereka menjadi US$3.500 per ons, didukung oleh faktor kebijakan tarif, ketegangan geopolitik, serta kekhawatiran terhadap anggaran AS.