Jakarta, 3 Juni 2025 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan signifikan dalam perdagangan aset kripto di Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, mengungkapkan bahwa hingga Mei 2025 terdapat 1.444 aset kripto yang dapat diperdagangkan.
Dalam upaya membangun ekosistem yang sehat, OJK telah mengeluarkan izin bagi 23 entitas, terdiri dari 1 bursa kripto, 1 lembaga kliring, 1 pengelola penyimpanan aset, dan 20 pedagang kripto. Saat ini, proses perizinan terhadap 10 calon pedagang lainnya juga masih berjalan.
Jumlah konsumen aset kripto per April 2025 mencapai 14,16 juta, naik dari 13,71 juta pada Maret 2025. Nilai transaksi juga mengalami lonjakan, dari Rp32,45 triliun pada Maret menjadi Rp35,61 triliun pada April. Hasan menyebut peningkatan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas pasar kripto nasional.
Hasan juga menekankan pentingnya literasi keuangan digital sebagai bentuk perlindungan terhadap konsumen dan pencegahan praktik investasi yang keliru. Ia mendorong para pelaku industri, khususnya pedagang kripto, untuk aktif meningkatkan edukasi publik.
Senada dengan itu, Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Robby, menyatakan komitmen memperluas akses masyarakat ke ekosistem kripto, sembari menekankan pentingnya pemahaman dan regulasi yang kuat guna mendukung pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. Robby berharap masyarakat tidak hanya menjadi pengguna Web3, tetapi juga investor yang cerdas dan bijak.