Jakarta, 4 Juni 2025 – Bursa kripto terbesar di dunia, Binance, kini tercatat sebagai pemegang simpanan Stablecoin terbesar di antara seluruh bursa kripto terpusat. Mengutip Cryptonews, data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa dompet Binance menyimpan Stablecoin USDt dan USDC senilai USD 31 miliar (setara Rp506,5 triliun), yang mewakili 59% dari seluruh cadangan Stablecoin industri kripto.
Pada Mei 2025 saja, Binance menerima setoran USDT dan USDC senilai USD 31 miliar, mengungguli Coinbase yang menerima USD 30 miliar (Rp490,2 triliun). Sepanjang 2025, Binance telah menarik total arus masuk Stablecoin kumulatif sebesar USD 180 miliar, dibandingkan Coinbase dengan USD 195 miliar.
Namun dalam hal total cadangan devisa, Coinbase masih unggul dengan USD 129 miliar (Rp2,1 kuadriliun), sementara Binance menyusul dengan USD 110 miliar (Rp1,7 kuadriliun). Keduanya kini menguasai sekitar 60% dari total cadangan devisa 20 bursa terpusat teratas, dengan kepemilikan utama dalam Bitcoin, Ethereum, dan Stablecoin besar.
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada tingkat transparansi. Binance secara rutin menerbitkan laporan Proof-of-Reserves (PoR) yang memverifikasi kepemilikan on-chain melalui alamat dompet publik. Transparansi ini memperkuat posisi Binance di mata komunitas kripto yang menjunjung tinggi prinsip desentralisasi. Sebaliknya, Coinbase mengandalkan pengungkapan keuangan konvensional, mencerminkan pendekatan yang lebih regulatif.
Sementara itu, Tether, penerbit Stablecoin USDt, juga mencatat tonggak penting. Pada 12 Mei 2025, kapitalisasi pasar USDt melampaui USD 150 miliar (Rp2,4 kuadriliun) untuk pertama kalinya, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 36%, didorong lonjakan permintaan pasca-terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS.
Saat ini, Tether menguasai 61% pasar Stablecoin global, jauh meninggalkan pesaing terdekatnya USDC Circle yang memegang sekitar 25%. Menurut data CoinMarketCap, jumlah dompet Stablecoin aktif pun naik drastis dari 19,6 juta menjadi 30 juta dalam setahun terakhir, mencerminkan peningkatan adopsi kripto secara global.
Meski dominan secara internasional, penggunaan USDt masih terbatas di pasar Amerika Serikat. Namun, Tether berencana untuk meluncurkan Stablecoin khusus pasar domestik AS yang didukung dolar pada akhir 2025. CEO Tether, Paolo Ardoino, juga menegaskan bahwa perusahaan kini meningkatkan lobi politik di Washington, seiring pembahasan berbagai RUU seperti UU STABLE oleh para legislator AS.
Langkah-langkah ini menegaskan arah pasar yang semakin mengarah ke digitalisasi fiat dan dominasi Stablecoin sebagai fondasi likuiditas di ekosistem keuangan kripto global.