Jakarta, 9 Juni 2025 – Di tengah tren meningkatnya minat anak muda Indonesia terhadap investasi aset digital, nama Kalimasada mencuat sebagai salah satu sosok paling berpengaruh dalam dunia kripto nasional. Pria kelahiran Blitar, 1997, yang akrab disapa “Kaka” ini sukses mengubah modal awal Rp30 juta menjadi lebih dari Rp7 miliar hanya dalam dua tahun lewat aktivitas trading kripto.
Kalimasada merupakan lulusan Universitas Brawijaya (UB) untuk jenjang S1 dan S2, dan kini aktif sebagai pendidik kripto melalui Akademi Crypto, sebuah platform edukasi yang ia dirikan bersama influencer kripto Timothy Ronald. Akademi ini fokus memberikan pembelajaran seputar aset kripto, analisis teknikal, manajemen risiko, hingga strategi investasi jangka panjang.
Melalui akun media sosialnya seperti Instagram (@kalimasada97) dan X (Twitter), Kalimasada secara konsisten mengajak publik untuk berinvestasi dengan pendekatan disiplin, terstruktur, dan mengutamakan keamanan.
Risiko Kripto Meningkat di 2025
Namun di balik peluang besar dari investasi kripto, riset terbaru Galaxy Digital menunjukkan bahwa 2025 berpotensi menjadi tahun paling berbahaya bagi pemegang mata uang kripto, mengalahkan rekor tahun 2021. Hingga pertengahan tahun ini, lebih dari 25 serangan fisik terhadap pemilik kripto telah tercatat, dan kasus kejahatan lainnya terus meningkat.
Beberapa insiden mencuat ke media internasional, seperti:
- Penculikan David Balland, pendiri dompet kripto Ledger, bersama istrinya di Prancis.
- Upaya penculikan terhadap putri pengusaha kripto terkenal lainnya di negara yang sama.
Sebagai respons, otoritas Prancis meningkatkan keamanan, dan beberapa perusahaan mulai menawarkan polis asuransi khusus bagi pelaku industri kripto.
Di sisi lain, komunitas kripto juga menyerukan perlindungan lebih kuat. Tokoh Bitcoin awal, Martti ‘Sirius’ Malmi, bahkan mengusulkan pembentukan lembaga “Bitcoin Mossad” untuk mengejar pelaku kejahatan terhadap pemegang aset digital.