Washington, AS – Perusahaan teknologi Strategy (sebelumnya MicroStrategy) kembali menggemparkan pasar kripto dengan pembelian 1.045 Bitcoin senilai USD 110,2 juta (sekitar Rp 1,7 triliun), seperti diungkap dalam pengajuan ke SEC pada Senin (9/6/2025).
Dengan harga rata-rata pembelian USD 105.426 per BTC, Strategy kini tercatat memegang 582.000 Bitcoin, setara sekitar 2,75% dari total suplai BTC global. Total investasi mereka telah mencapai USD 40,8 miliar (Rp 664,1 triliun) dengan harga rata-rata USD 70.086 per koin.
Langkah ini menandai minggu kesembilan berturut-turut perusahaan di bawah pimpinan Michael Saylor tersebut membeli Bitcoin, menyusul pernyataan Saylor sebelumnya pada 8 Juni.
Pembelian ini dilakukan saat harga Bitcoin mendekati rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu USD 112.000. Saat berita ini ditulis, BTC diperdagangkan pada USD 107.640, hanya 3,9% di bawah rekor tersebut.
Tak hanya membeli Bitcoin, Strategy juga mengumumkan penawaran saham senilai USD 1 miliar (Rp 16,2 triliun) untuk mendanai akuisisi tambahan. Dana ini dihimpun melalui penerbitan 11,76 juta Saham Preferen Seri A seharga USD 85 per lembar, dengan dividen non-kumulatif 10%—strategi yang dirancang menarik minat investor institusional.
Dampak Luas di Industri
Strategi agresif Strategy menginspirasi perusahaan lain:
- Metaplanet dari Jepang, dijuluki “MicroStrategy Jepang”, kini menjadi salah satu pemegang Bitcoin korporat terbesar dunia.
- The Blockchain Group di Prancis menambahkan 580 BTC ke portofolionya dan mengalami lonjakan harga saham hingga 225%.
- Norwegian Block Exchange melihat sahamnya naik 138% dalam sehari usai mengumumkan rencana akumulasi BTC.
Dengan kapitalisasi pasar Strategy melonjak dari USD 1,2 miliar (2020) ke lebih dari USD 104,6 miliar, strategi akumulasi BTC perusahaan ini tampaknya masih jauh dari kata selesai