
Harga kripto Ethereum (ETH) kembali menunjukkan performa kuat dengan kenaikan 4% pada awal perdagangan Asia Rabu lalu, sempat menyentuh level tertinggi USD 2.822 atau sekitar Rp 46,9 juta (kurs Rp 16.276/USD). Ini merupakan harga tertinggi sejak 24 Februari 2025. Pada Kamis pagi (12/6/2025), harga ETH berada di kisaran USD 2.771, turun 0,84% dalam 24 jam terakhir, namun masih menguat 5,65% secara mingguan.
Ethereum berhasil menembus resistance di level USD 2.700 yang sebelumnya menjadi hambatan kenaikan. Jika tren ini berlanjut, target psikologis berikutnya adalah USD 3.000 hingga USD 3.150. Trader kripto Merlijn bahkan menyebut Ethereum sudah dalam “Beast Mode,” menargetkan harga USD 4.000, bahkan memprediksi potensi mencapai harga lima digit di atas USD 10.000.
Lonjakan harga ini didorong oleh penguatan Bitcoin yang kembali menyentuh USD 110.000 serta meningkatnya aktivitas trading dengan leverage. Sentimen pasar terhadap Ethereum makin positif setelah sejumlah perkembangan penting, termasuk pengumuman roadmap jaringan oleh Vitalik Buterin, kejelasan aturan staking dari SEC, kebijakan keuangan Ethereum Foundation, dan sikap SEC yang mulai melunak terhadap sektor DeFi.
Analis dan pendukung Ethereum, seperti Anthony Sassano, optimis Ethereum akan menjadi pemenang utama dalam penyelesaian transaksi, eksekusi kontrak pintar, dan penyimpanan nilai, dengan potensi nilai total mencapai lebih dari USD 100 triliun.
Rasio ETH terhadap BTC (ETH/BTC) juga menguat ke angka 0,025. Selain Ethereum, sejumlah altcoin seperti Hyperliquid, Chainlink, dan Uniswap juga mengalami kenaikan signifikan hingga 17% dalam sehari.
Total nilai pasar kripto saat ini mencapai sekitar USD 3,57 triliun, level tertinggi sejak 23 Mei lalu, menunjukkan momentum positif di pasar aset digital global.