
Saham Oracle mencatat lonjakan mingguan tertajam sejak tahun 2001, seiring respons positif investor terhadap laporan laba kuartalan yang melampaui ekspektasi serta prospek cerah di sektor komputasi awan. Dalam sepekan, saham Oracle melesat sekitar 24%, dengan hampir seluruh keuntungan tercapai dalam dua hari perdagangan terakhir setelah laporan keuangan dirilis.
Kenaikan ini menandai pekan terbaik Oracle sejak April 2001, kala pasar tengah dilanda kejatuhan dot-com dan mengalami pemulihan teknikal sementara (dead-cat bounce). Saham Oracle kini mencetak rekor baru dengan ditutup di level USD 215,22 pada Jumat (13/6).
CEO Oracle Safra Catz mengungkapkan bahwa penjualan untuk tahun fiskal baru diperkirakan melampaui USD 67 miliar, jauh di atas konsensus pasar sebesar USD 65,18 miliar menurut LSEG. Sementara itu, Chairman Oracle Larry Ellison menyebut permintaan terhadap layanan cloud dan AI Oracle sangat tinggi, bahkan melebihi kapasitas perusahaan untuk memenuhinya.
Namun di sisi lain, pasar saham Amerika Serikat justru ditutup melemah pada Jumat akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Serangan udara Israel terhadap Iran memicu kekhawatiran pasar, mendorong aksi jual di berbagai indeks utama.
Indeks Dow Jones merosot 769,83 poin atau 1,79% ke 42.197,79. Sementara S&P 500 turun 1,13% menjadi 5.976,97 dan Nasdaq terkoreksi 1,30% ke 19.406,83. Saham-saham teknologi seperti Nvidia ikut terpukul, sedangkan saham sektor pertahanan seperti Lockheed Martin dan RTX naik lebih dari 3%, serta Exxon Mobil naik 2%.
Ketegangan ini menyeret kinerja mingguan indeks utama ke zona merah. S&P 500 turun 0,4%, Nasdaq turun 0,6%, dan Dow merosot 1,3% dalam sepekan terakhir.
Dua pejabat AS menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan Israel terhadap Iran, meskipun Menteri Pertahanan Israel telah mengumumkan keadaan darurat khusus.