Harga Ether (ETH), aset kripto terbesar kedua di dunia, kembali menunjukkan tren penguatan signifikan, menembus level US$2.800 untuk pertama kalinya dalam 15 minggu.
Menurut data CoinMarketCap pada Rabu (11/6/2025), harga ETH terus bergerak naik dari US$2.658 ke level tertinggi harian di atas US$2.832, harga tertinggi sejak akhir Februari. Hingga artikel ini ditulis, harga ETH terkoreksi ke US$2.786 namun tetap mencatat kenaikan 3% dalam 24 jam terakhir.
Didorong Minat Whale
Penguatan harga ETH terjadi usai fase konsolidasi selama sebulan di kisaran US$2.300–US$2.800. Salah satu whale Ether memanfaatkan momentum ini untuk profit-taking. Berdasarkan data Lookonchain, whale tersebut menjual 30.000 ETH senilai US$82,76 juta atau sekitar Rp1,34 triliun lewat transaksi over-the-counter (OTC) pada 10 Juni, mengantongi keuntungan US$7,3 juta atau setara Rp118 miliar.
Sebelumnya, whale ini juga tampak memborong puluhan ribu ETH pada akhir April dan Mei, dengan total keunutngan yang diraihnya dalam kurun 44 hari mencapai US$31 juta atau setara Rp502 miliar.
Ethereum Mulai Saingi Dominasi Bitcoin
Ether kini mulai menggeser dominasi Bitcoin (BTC) dalam perhatian investor. Data TradingView yang dikutip dari CoinDesk mencatat spread antara indeks volatilitas implisit 30 hari Ether (EVIV) dan Bitcoin (BVIV) melonjak ke 34%, level tertinggi sejak kejatuhan bursa FTX pada November 2022.
Spread yang melebar ini menunjukkan pasar mengantisipasi pergerakan harga ETH yang jauh lebih besar dibanding Bitcoin dalam beberapa pekan ke depan.
Lonjakan harga Ethereum sendiri turut ditopang oleh aliran dana baru ke produk investasi Ethereum. ETF ETH spot di AS dilaporkan berhasil menarik dana sebesar US$812 juta dalam dua pekan terakhir, terbesar sepanjang tahun ini. Sebaliknya, ETF Bitcoin hanya mencatat aliran dana kurang dari US$400 juta di periode yang sama.
Aktivitas Onchain Meningkat Signifikan
Optimisme terhadap Ether juga tercermin dari lonjakan aktivitas di jaringan. Menurut data growthepie, jumlah unique address Ethereum melonjak 70,5% sejak awal kuartal kedua 2025. Awal bulan ini, total unique address mencapai rekor 17,4 juta, dengan 16,4 juta alamat aktif tercatat per 10 Juni.
Pertumbuhan ini didominasi oleh jaringan Layer 2 Base yang menyumbang 72,81% dari 11,29 juta address aktif mingguan. Sementara itu, mainnet Ethereum mencatat 2,23 juta address atau sekitar 14,8%.
Sementara di sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi), data DeFiLlama menunjukkan bahwa Ethereum tetap mendominasi dengan pangsa Total Value Locked (TVL) sebesar 55,57%, setara US$69,97 miliar.
Faktor Makro Ikut Dorong Performa Ethereum
Sementara itu, analis dari QCP menyoroti sejumlah faktor makro yang mendukung prospek bullish bagi Ethereum. Mulai dari kemajuan RUU stablecoin GENIUS di Senat AS, wacana IPO Circle yang kembali mencuat, hingga regulasi yang semakin akomodatif bagi stablecoin.
“Peran Ethereum sebagai infrastruktur utama untuk tokenisasi dan settlement berpotensi memberikan keuntungan struktural besar ke depannya,” tulis QCP dalam laporan yang dikutip dari CoinDesk.