Jakarta, 16 Juni 2025 — CEO Circle, Jeremy Allaire, menyatakan bahwa stablecoin tengah mendekati momen krusial layaknya kehadiran iPhone di industri teknologi. Menurutnya, tak lama lagi para pengembang di seluruh dunia akan menyadari potensi besar dolar digital yang dapat diprogram di internet.
Pernyataan ini disampaikan menanggapi komentar Sam Broner dari a16z Crypto, yang menyebut stablecoin mendorong persaingan karena menurunkan biaya dan hambatan untuk inovasi fintech, serta memberikan lebih banyak akses dan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Momentum ini diperkuat dengan kabar bahwa dua raksasa ritel dunia, Walmart dan Amazon, sedang mempertimbangkan peluncuran stablecoin sendiri berbasis dolar AS. Sementara itu, Shopify juga dikonfirmasi akan mengintegrasikan stablecoin USDC dari Circle ke dalam sistemnya pada akhir 2025.
Data dari a16z Crypto menunjukkan volume transaksi stablecoin telah mencapai USD 33 triliun dalam 12 bulan terakhir — 20 kali lipat volume PayPal, 3 kali lipat Visa, dan mendekati volume sistem ACH.
Analis Daren Matsuoka menyebut stablecoin sebagai peluang besar pertama untuk membawa satu miliar orang ke ekosistem kripto, menandai potensi adopsi massal secara global.
Di sisi lain, setelah sukses mencatatkan sahamnya di NYSE pada 5 Juni, Circle meraih lonjakan saham hingga 167% pada hari pertama perdagangan. Namun, pesaing terbesarnya, Tether, menolak mengikuti jejak tersebut. CEO Paolo Ardoino menegaskan bahwa Tether tidak berencana untuk go public dalam waktu dekat.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa stablecoin makin diakui sebagai infrastruktur keuangan digital masa depan, dengan potensi menggeser dominasi sistem pembayaran tradisional.