Liputan6.com, Jakarta – Stablecoin meski belum menarik minat pengembang dalam skala sama dengan iPhone Apple, CEO Circle Jeremy Aillaire menyatakan momen itu tidak lama lagi akan terjadi.
“Kami belum sampai pada momen iPhone ketika pengembang di mana-mana menyadari kekuatan dan peluang dolar digital yang dapat di-program di internet dengan cara sama seperti mereka melihat perangkat seluler yang dapat deprogram terbuka, segera,’ ujar Allaire, seperti dikutip dari Cointelegraph, Senin (16/6/2025).
Komentar Allaire muncul sebagai tanggapan terhadap mitra a16z Crypto Sam Broner yang mengatakan dalam sebuah unggahan pada hari sama kalau stablecoin lebih baik karena mendorong persaingan.
“Sekarang siapapun dapat memprogram uang, biaya tetap dan marjinal untuk membangun fintech lebih rendah. Lebih banyak persaingan, harga lebih baik, pengalaman lebih baik, lebih banyak akses,” Broner menambahkan.
Itu terjadi hanya sehari setelah muncul laporan raksasa ritel Walmart dan Amazon sedang mempertimbangkan meluncurkan stablecoin sendiri yang didukung dolar AS untuk pelanggan.
Sementara itu, raksasa e-commerce global Shopify baru-baru ini mengonfirmasi rencana integrasikan stablecoin USDC dengan Circle pada akhir 2025.
Peneliti data A16Z Crypto, Daren Matsuko memprediksi, stablecoin mungkin menjadi jawaban untuk adopsi besar-besaran ke kripto.
“Stablecoin kini menyajikan apa yang saya yakini sebagai peluang kredibel pertama untuk menarik satu miliar orang ke kripto,” ujar Matsuoka, dalam unggahan di platform X pada 6 Juni.
Volume transaksi stablecoin mendekati 20x volume PayPal Matsuoka menunjuk pada volume transaksi USD 33 triliun yang telah dicatat stablecoin selama 12 bulan terakhir.
“Jika kita tinjau lebih lanjut, jumlah itu mendekati 20 kali lipat volume PayPal, mendekati tiga kali lipat volume Visa, dan dengan cepat mendekati volume ACH,” ujar dia.