
Harga saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada perdagangan Selasa, 17 Juni 2025, ditutup di zona merah dengan penurunan 0,44% ke posisi Rp 452 per saham. Saham BRMS dibuka pada posisi Rp 448 dan sempat bergerak di rentang Rp 432 hingga Rp 460 per saham. Frekuensi perdagangan mencapai 35.713 kali dengan volume 12,4 juta saham dan nilai transaksi sebesar Rp 552,8 miliar.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyebutkan bahwa saham BRMS masih menghadapi tekanan jual dan terkoreksi sebesar 8,1% ke Rp 454. Herditya merekomendasikan spekulasi buy pada rentang harga Rp 442-Rp 454 dengan target harga Rp 500 dan Rp 535, serta stop loss di bawah Rp 424. Ia memandang saham BRMS sedang berada dalam gelombang koreksi (wave iv dari wave iii), sehingga masih rawan mengalami penurunan sementara.
Di sisi lain, analis PT Sucor Sekuritas, Andreas Tarigan, memberikan pandangan positif dengan menaikkan rekomendasi saham BRMS menjadi beli dan target harga Rp 750 per saham. Kenaikan ini didukung oleh cadangan emas perusahaan yang mencapai 5 juta ounce (Moz) serta rencana ekspansi produksi yang didanai penuh, sehingga BRMS berpotensi menjadi salah satu produsen emas terbesar di Indonesia.
Sucor Sekuritas memperkirakan produksi emas BRMS akan mencapai 190.000 ounce pada 2028 dengan pertumbuhan produksi sekitar 30% selama 2024—2028. Kenaikan harga emas juga menjadi faktor utama, dengan prediksi harga emas mencapai USD 4.000 pada 2026 dan bahkan USD 5.000 per ounce pada 2028, yang dapat mendorong laba BRMS tumbuh dengan CAGR 100%.
Sepanjang tahun 2025, harga saham BRMS telah melonjak 30,64%, sementara dalam sepekan terakhir naik 4,63%. Di tengah sentimen positif tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat 0,73% ke posisi 7.169,50 dengan mayoritas saham bergerak menguat.
Investor disarankan untuk memperhatikan level support dan resistance saham BRMS, serta perkembangan harga emas global sebagai faktor kunci pergerakan saham ini ke depan.