Pemerintah Iran dikabarkan memberlakukan pembatasan jam operasional bagi seluruh exchange kripto domestik, menyusul peretasan besar-besaran terhadap Nobitex, platform kripto di negara tersebut.
Dalam postingan blog pada Rabu (18/6/2025), Chainalysis mengungkap bahwa Bank Sentral Iran kini hanya mengizinkan exchange beroperasi antara pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat.
Kebijakan ini diterbitkan setelah Nobitex mengalami serangan siber dengan estimasi kerugian lebih dari US$90 juta, atau sekitar Rp1,4 triliun. Serangan ini diduga dilakukan oleh kelompok peretas pro-Israel bernama Gonjeshke Darande, yang mengklaim telah membobol sistem internal Nobitex dan menguras aset dari hot wallet platform tersebut.
Aset yang dicuri mencakup berbagai token besar seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Dogecoin (DOGE), XRP, dan Solana (SOL).
Yang membuat peretasan ini tidak biasa adalah fakta bahwa dana yang dicuri tidak dialihkan untuk keuntungan pribadi. Sebaliknya, aset-aset tersebut langsung di-burn, dikirim ke alamat wallet tanpa akses private key, sehingga tidak dapat dipulihkan. Praktik ini membuat dana tersebut terhapus secara permanen dari sirkulasi.
Menurut Chainalysis, tindakan ini menunjukkan bahwa motif serangan lebih bersifat politis ketimbang finansial. Tujuannya diyakini untuk langsung merugikan otoritas dan kestabilan keuangan Iran.
Motif Pengawasan Transaksi dan Stabilitas Nasional
Dikutip dari Cointelegraph, Head of National Security Intelligence Chainalysis, Andrew Fierman, menyebut bahwa pembatasan jam operasional kemungkinan besar bertujuan untuk memudahkan penanganan insiden siber di jam kerja.
Namun, ia juga menilai adanya dimensi strategis lainnya. Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan risiko pelarian modal ke luar negeri, pemerintah Iran tampaknya juga ingin memperkuat kontrol terhadap aktivitas transaksi aset digital warganya.
Langkah Keamanan Nobitex
Dalam postingan di X, tim Nobitex menginformasikan bahwa situasi telah “berada di bawah kendali.” Seluruh akses eksternal ke server telah diputus sebagai langkah pencegahan, meskipun akses pengguna belum sepenuhnya dipulihkan.
Tim teknis Nobitex juga memindahkan seluruh aset dari hot wallet ke cold storage guna mencegah potensi serangan lanjutan. Selain itu, pihak exchange menjamin bahwa seluruh kerugian pengguna akan ditanggung melalui Nobitex Reserve Fund, dana cadangan internal yang disiapkan untuk menghadapi insiden darurat seperti ini.
Chainalysis mencatat bahwa Nobitex menerima arus masuk dana kripto lebih dari US$11 miliar, jauh melampaui gabungan sepuluh exchange terbesar lainnya di Iran. Hal ini menegaskan peran sentral Nobitex dalam ekosistem kripto Iran, khususnya sebagai penghubung utama warga Iran ke pasar aset digital global di tengah sanksi internasional.
Namun, posisi strategis Nobitex juga diselimuti kontroversi. Exchange ini tercatat memiliki koneksi dengan sejumlah entitas yang masuk daftar pantauan negara Barat, termasuk kelompok Houthi di Yaman, kanal propaganda pro-Al-Qaeda, serta dua exchange Rusia yang telah disanksi, yaitu Garantex dan Bitpapa.