Jakarta, 19 Juni 2025 — Di tengah eskalasi konflik geopolitik Iran-Israel dan ketidakpastian ekonomi global, Tokocrypto mencatat penurunan volume perdagangan aset kripto sebesar 3%–5% dalam beberapa bulan terakhir. Meski begitu, Bitcoin (BTC) masih mampu bertahan di atas level psikologis USD 100.000, mencerminkan ketahanan aset digital utama ini.
CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, menyebutkan bahwa saat ini lebih dari 50% volume transaksi di platform berasal dari investor institusional dan pengguna VIP. Namun yang menarik, jumlah pengguna baru yang melakukan transaksi pertama justru meningkat 20%, menunjukkan bahwa minat terhadap kripto sebagai alternatif investasi tetap tinggi.
Iqbal menilai dinamika geopolitik saat ini mendorong investor untuk melihat potensi jangka panjang aset digital seperti Bitcoin serta teknologi blockchain dan Web3. Ia optimistis tren harga kripto bisa membaik pada kuartal ketiga 2025 seiring meredanya konflik dan meningkatnya kepastian arah kebijakan moneter global.
Sementara itu, harga Bitcoin hari ini naik tipis 0,42% ke level USD 104.364, meski secara mingguan masih mencatat penurunan 4,25%. Volume perdagangan BTC 24 jam terakhir turun hampir 18% menjadi USD 46,93 miliar, menandakan kondisi pasar sedang lesu. Namun, kapitalisasi pasar kripto global naik 0,61% menjadi USD 2,07 triliun, dan dominasi Bitcoin meningkat menjadi 64,90%.
Keputusan Federal Reserve AS (The Fed) untuk kembali menahan suku bunga di kisaran 4,25%–4,5% tidak memberikan dorongan berarti terhadap harga kripto. Meski sesuai ekspektasi pasar, kebijakan ini justru menuai kritik dari Presiden Donald Trump, yang kecewa karena The Fed tidak memangkas suku bunga.
Tokocrypto menyatakan akan terus memperkuat ekosistem kripto melalui edukasi dan inovasi produk guna membentuk pasar yang lebih stabil di Indonesia.