Liputan6.com, Jakarta – Minat dari kalangan institusi terhadap investasi di kripto terus mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Menurut laporan mingguan dari CoinShares, total arus masuk ke produk investasi kripto telah melampaui USD 13 miliar atau setara Rp 211 triliun (asumsi kurs Rp 16.290 per dolar AS) hanya dalam sembilan minggu terakhir.
Melansir Coinmarketcap, Rabu (18/6/2025), hal yang menarik, peningkatan ini tetap berlanjut meskipun terjadi ketegangan geopolitik global dalam beberapa hari terakhir. Hal ini memperkuat pandangan aset digital seperti kripto kini mulai dipandang sebagai alternatif penyimpanan nilai yang kuat, mirip dengan emas.
AS Dominasi Pasar, Tapi Dinamika Global Bervariasi
Secara geografis, Amerika Serikat masih menjadi pusat arus masuk terbesar ke aset kripto, dengan total investasi mencapai USD 1,9 miliar pada minggu lalu. Negara lain seperti Jerman, Swiss, dan Kanada juga menunjukkan antusiasme tinggi dengan masing-masing mencatat arus masuk sebesar USD 39,2 juta, USD 20,7 juta, dan USD 12,1 juta.
Namun tidak semua wilayah menunjukkan tren serupa. Hong Kong dan Brasil justru mengalami arus keluar signifikan senilai USD 56,8 juta dan USD 8,5 juta, menandakan masih ada perbedaan sikap di kalangan investor global terhadap aset digital, tergantung pada faktor lokal dan regulasi.
Dari sisi aset, Bitcoin kembali menjadi magnet utama dengan arus masuk mencapai USD 1,3 miliar, setelah sebelumnya sempat mengalami arus keluar. Sementara itu, Ethereum menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil, mencatatkan 8 minggu berturut-turut arus masuk, dengan total nilai investasi sebesar USD 2 miliar termasuk USD 583 juta hanya dalam seminggu terakhir.
Beberapa altcoin seperti XRP dan Sui juga mendapatkan perhatian, menandakan semakin luasnya minat institusi terhadap aset digital di luar dua kripto utama.