Jakarta – Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel dalam beberapa hari terakhir menekan pasar aset kripto secara global. Harga Bitcoin sempat menyentuh titik terendah di USD 104.601 sebelum kembali diperdagangkan di kisaran USD 106.662, mencerminkan fluktuasi sekitar 2% dalam 24 jam terakhir.
Situasi ini menciptakan ketidakpastian di pasar global, mendorong investor untuk menarik diri dari aset berisiko tinggi, termasuk kripto. Meski dikenal sebagai alternatif terhadap sistem keuangan tradisional, aset digital tetap menunjukkan sensitivitas terhadap dinamika geopolitik.
Chief Operating Officer Upbit Indonesia, Resna Raniadi, mengimbau investor agar tetap tenang dan fokus pada strategi jangka panjang. Ia menegaskan bahwa volatilitas merupakan bagian alami dari pasar kripto dan bahwa fundamental teknologi blockchain tetap solid.
Upbit juga menekankan pentingnya diversifikasi portofolio dan pemahaman terhadap profil risiko pribadi. Platform kripto yang diawasi OJK ini menyediakan berbagai fitur keamanan dan edukasi guna membantu investor dalam pengambilan keputusan.
Sementara itu, berdasarkan data Coinmarketcap pada Jumat (20/6/2025) pukul 06.00 WIB, sebagian besar kripto teratas mulai berangsur menguat:
- Bitcoin (BTC): Naik 0,01% harian, 0,47% sepekan – USD 104.761 (Rp 1,71 miliar)
- Ethereum (ETH): Naik 0,54% harian, turun 0,67% sepekan – Rp 41,3 juta
- BNB: Naik 0,22% harian, 0,54% sepekan – Rp 10,5 juta
- Cardano (ADA): Turun 0,01% harian, 5,63% sepekan – Rp 9.875
- Solana (SOL): Naik 0,84% harian, 0,42% sepekan – Rp 2,41 juta
- XRP: Naik 0,23% harian, 1,73% sepekan – Rp 35.508
- Dogecoin (DOGE): Naik 0,70% harian, turun 1,70% sepekan – Rp 2.804
Stablecoin seperti USDT dan USDC tetap stabil di angka USD 1,00, masing-masing menguat tipis.
Kapitalisasi pasar kripto global saat ini tercatat sebesar USD 3,25 triliun atau sekitar Rp 53.140 triliun, melemah 0,19% dalam 24 jam terakhir.