
Gubernur Bank Rakyat Tiongkok (PBOC), Pan Gongsheng, menekankan peran penting teknologi blockchain dan Distributed Ledger Technology (DLT) dalam mempercepat sistem pembayaran lintas batas di Forum Lujiazui, Shanghai. Pan menilai blockchain mampu mengatasi tantangan regulasi di era keuangan modern, seperti DeFi dan kontrak pintar, serta mempercepat transaksi dengan menggunakan stablecoin berbasis mata uang digital bank sentral.
Meski belum ada respons resmi dari lembaga keuangan global, langkah ini menegaskan posisi Tiongkok sebagai pelopor inovasi mata uang digital dan modernisasi keuangan strategis, terutama dengan pengembangan Zona Perdagangan Bebas Keuangan Pudong.
Di sisi lain, perusahaan logistik dan garmen China, Addentax Group, mengumumkan rencana pembelian aset kripto sebesar USD 800 juta (Rp 13,2 triliun), termasuk 8.000 Bitcoin dan token memecoin bertema Trump. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi memperkuat neraca keuangan melalui aset digital berlikuiditas tinggi. Namun, pengumuman ini memicu penurunan saham Addentax lebih dari 8% akibat kekhawatiran investor.
Pembelian token bertema Trump juga menimbulkan spekulasi hubungan antara strategi bisnis dan dinamika geopolitik, terutama terkait ketegangan dagang AS-Tiongkok. Di tengah kondisi ini, pasar kripto global menunjukkan penguatan setelah pengumuman pengurangan tarif dagang antara AS dan Tiongkok, dengan tarif impor AS turun dari 145% menjadi 30% dan Tiongkok menurunkan tarif dari 125% menjadi 10%.