Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel tidak menggoyahkan nilai Bitcoin, yang terbukti tetap stabil meski perang berlangsung. Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa konflik global kerap mendorong ekspektasi inflasi akibat lonjakan belanja fiskal dan gangguan rantai pasok, yang justru bisa menjadi katalis jangka panjang bagi Bitcoin.
Contohnya, usai serangan rudal Israel ke Iran pada 13 Juni 2025, harga Bitcoin sempat turun namun pulih dalam hitungan hari. Bahkan perusahaan milik Michael Saylor, Strategy, membeli 10.001 BTC senilai USD 1 miliar pada 16 Juni, menandakan keyakinan institusional tetap kuat.
Fyqieh juga mencatat bahwa konflik internal berskala lokal, seperti perang Tigray atau kudeta Myanmar, tak berpengaruh besar terhadap harga BTC, menunjukkan bahwa pengaruh pasar global lebih menentukan.
Sementara itu, Tokocrypto terus memperkuat strategi internal di tengah ketidakpastian global. CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, menilai momen ini sebagai peluang memperkuat edukasi pasar dan mendorong pemahaman jangka panjang terhadap aset digital, termasuk blockchain dan Web3.
Memasuki kuartal ketiga 2025, Tokocrypto memproyeksikan adanya pembalikan tren pasar kripto, seiring potensi meredanya konflik dan kejelasan arah kebijakan moneter global, terutama dari Federal Reserve AS.
Iqbal menambahkan, peningkatan dominasi investor institusional di platform mereka menunjukkan kedewasaan pasar kripto. Tokocrypto pun siap menghadirkan layanan premium, produk inovatif, serta edukasi lanjutan untuk menyambut kebangkitan pasar kripto Indonesia di paruh kedua 2025.