Jakarta, 23 Juni 2025 – Harga Bitcoin dan mayoritas kripto utama kembali berada di zona merah pada awal pekan ini, dipicu ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Berdasarkan data Coinmarketcap, Bitcoin melemah 0,19% dalam 24 jam terakhir dan 4,48% dalam sepekan, sementara Ethereum (ETH) merosot 2,66% sehari dan 11,86% dalam tujuh hari.
Sejumlah altcoin seperti BNB, ADA, SOL, XRP, dan DOGE juga mengalami penurunan yang seragam, sementara stablecoin USDT dan USDC tetap stabil di level USD 1. Kapitalisasi pasar kripto global kini tercatat di angka USD 3,12 triliun, turun 2,36% dalam sehari terakhir.
Meski begitu, laporan dari Glassnode menunjukkan performa jangka panjang Bitcoin tetap kuat, mencatat lonjakan 656% sejak awal siklus 2022, meskipun lebih rendah dibanding lonjakan pada siklus sebelumnya. Kenaikan ini menandakan kedewasaan pasar kripto, seiring kapitalisasi Bitcoin kini tembus USD 2 triliun, menjadikannya salah satu aset digital terbesar di dunia.
Analis dari Teku dan Reku menilai tekanan geopolitik serta kebijakan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan tidak memicu reaksi besar dari investor. Keputusan tersebut dianggap telah sesuai ekspektasi dan memicu sikap wait and see di kalangan pelaku pasar.
Fahmi Almuttaqin, analis Reku, menyebutkan ETF Bitcoin spot terus mencatat netflow positif sejak 9 Juni, menandakan minat institusional terhadap Bitcoin tetap kuat meski pasar diliputi ketidakpastian. Selain Bitcoin, akumulasi investor besar juga mulai terlihat pada Ethereum dan XRP, meski reli altcoin diperkirakan baru akan terjadi setelah penurunan suku bunga dimulai.
Fahmi menyarankan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) atau menabung kripto secara rutin sebagai opsi menarik di tengah fluktuasi jangka pendek. Menurutnya, potensi reli jangka menengah-panjang masih terbuka lebar.