
Pasar kripto mengalami gejolak tajam setelah Iran mengumumkan rencana penutupan Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia, sebagai respons atas serangan udara Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran. Bitcoin (BTC) langsung turun ke bawah US$ 99.000, sementara Ethereum anjlok 10 persen ke US$ 2.180 dan XRP merosot 8 persen ke US$ 1,93.
Selat Hormuz yang memisahkan Iran dan Oman menjadi jalur bagi sekitar 25 persen ekspor minyak global. Meski keputusan penutupan ada di tangan militer Iran, ancaman ini cukup mengguncang pasar global dan memicu lonjakan volume perdagangan Bitcoin hingga US$ 47,7 miliar dalam 24 jam terakhir.
Firma energi memperingatkan harga minyak bisa melambung jauh di atas US$ 77 per barel jika ketegangan berlanjut. Selain Bitcoin, aset kripto lain seperti Solana, BNB, dan XRP juga mengalami penurunan signifikan dalam sepekan terakhir.
Analis Eurasia Group memperkirakan Iran kemungkinan tidak akan menutup sepenuhnya selat tersebut, tapi gangguan terhadap lalu lintas kapal tanker tetap berpotensi terjadi, yang cukup menakutkan pasar minyak dan kripto. Pemerintah Amerika merespons keras, menilai penutupan Hormuz sebagai deklarasi perang.
Ketegangan di wilayah Teluk makin meningkat dengan intensitas kehadiran militer AS. Investor kripto diingatkan untuk waspada karena risiko eskalasi konflik dan ancaman terhadap jalur distribusi energi yang berdampak langsung pada pasar aset digital.