
Arthur Hayes, mantan trader JP Morgan sekaligus pendiri BitMEX, menyatakan optimisme tinggi terhadap prospek Bitcoin yang diperkirakan akan menembus harga tertinggi baru dalam waktu dekat. Saat ini, harga Bitcoin mendekati level $107.500.
Hayes mengungkapkan tiga faktor utama yang dapat mendorong lonjakan harga Bitcoin:
- Pelonggaran Rasio Leverage Bank AS
Departemen Keuangan AS akan segera mengumumkan pembebasan tambahan rasio leverage (SLR) hingga 1,5% bagi beberapa bank terbesar. Kebijakan ini sebelumnya diterapkan selama pandemi COVID-19 untuk meningkatkan likuiditas pasar global. Jika diterapkan permanen, pelonggaran SLR akan memacu bank mengalokasikan lebih banyak modal ke aset berisiko, termasuk kripto, sehingga berpotensi memicu kenaikan harga Bitcoin. - Pengesahan Undang-Undang Stablecoin GENIUS
Undang-undang stablecoin yang sedang dalam tahap akhir persetujuan DPR ini memungkinkan bank mengubah cadangan kas USD mereka menjadi aset stablecoin, meningkatkan likuiditas pasar kripto. Dengan dukungan bipartisan di Senat dan dorongan dari mantan Presiden Donald Trump, regulasi ini diperkirakan akan mempercepat adopsi stablecoin di kalangan institusi keuangan besar, menurunkan biaya transaksi, dan memperkuat ekosistem kripto. - Perkembangan Geopolitik dan Akumulasi Bitcoin Institusional
Gencatan senjata antara Iran dan Israel memicu sentimen positif di pasar kripto, mendorong reli Bitcoin dan altcoin. Selain itu, beberapa perusahaan besar seperti MicroStrategy, Metaplanet, Semler Scientific, dan ProCap milik Anthony Pompliano melakukan pembelian Bitcoin dalam jumlah besar, yang menjadi sinyal kuat akumulasi institusional sebagai katalis harga Bitcoin mencapai level tertinggi baru.
Dengan berbagai faktor tersebut, Arthur Hayes meyakini Bitcoin akan mencatat rekor harga baru dalam waktu dekat, menandai momentum penting dalam sejarah aset digital ini.