Liputan6.com, Jakarta Pendapatan harian penambang Bitcoin turun menjadi USD 34 juta pada 22 Juni, angka terendah sejak 20 April. Penurunan ini disebabkan oleh biaya transaksi yang menurun dan harga Bitcoin yang lebih lemah, menurut data dari Cryptoquant.
Aktivitas inskripsi Ordinal yang sebelumnya meningkatkan biaya transaksi kini mulai memudar, berkontribusi pada penurunan pendapatan. Cryptoquant juga menandai kondisi saat ini sebagai “sangat tidak dibayar” berdasarkan metrik profitabilitas penambang.
Dikutip dari Bitcoin.com, Senin (30/6/2025), hashrate jaringan Bitcoin tercatat turun 3,5% sejak 16 Juni, penurunan paling signifikan sejak penurunan 8,4% setelah peristiwa halving pada Juli 2024.
Penambang Bertahan Meski Imbalan Menyusut
Kendati menghadapi pendapatan yang mengecil, para penambang tampaknya memilih untuk bertahan daripada menjual aset mereka. Arus keluar harian dari penambang turun drastis dari puncak 23.000 bitcoin pada Februari menjadi hanya sekitar 6.000, dan pengiriman langsung ke bursa tetap berada di level rendah.
Menurut Cryptoquant, margin keuntungan penambang masih berada di kisaran 48%, menunjukkan bahwa banyak operator masih cukup efisien dan mampu bertahan dalam kondisi pasar saat ini.
Sementara itu, dompet era awal Bitcoin (era Satoshi) hanya menjual 150 bitcoin sepanjang tahun ini, jauh lebih sedikit dibandingkan ribuan koin kripto yang dilepas pada 2024. Aktivitas penjualan yang rendah dari pemegang lama ini kerap diasosiasikan dengan kelanjutan pasar bull.