Pasar kripto mengalami pergerakan yang relatif stagnan selama paruh pertama 2025. Meski begitu, harga Bitcoin (BTC) tetap tumbuh 13%, menjadikannya aset kripto dengan performa terbaik dibandingkan kripto utama lainnya. Sementara itu, Ethereum (ETH) turun 25% dan Solana (SOL) melemah hampir 17%. Kapitalisasi pasar kripto global hanya naik 3% menjadi USD 3,27 triliun (sekitar Rp 52.924 triliun).
Kondisi ini terjadi di tengah isu geopolitik, ancaman resesi, dan spekulasi kebijakan ramah kripto pasca kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih. Meski tren terlihat datar, analis memperkirakan peluang kebangkitan di paruh kedua 2025, terutama pada bulan Juli yang secara historis mencatat rata-rata pengembalian 7,56% untuk kripto, menurut Joel Kruger dari LMAX Group.
Kruger juga mencatat tren penggunaan aset digital untuk strategi perbendaharaan kini mulai meluas ke luar Bitcoin, termasuk akumulasi ETH oleh beberapa perusahaan. Analis Coinbase pun tetap optimistis, menyebutkan faktor pendukung seperti potensi pemotongan suku bunga oleh The Fed dan kejelasan regulasi kripto di AS.
Namun, analis Bitfinex memberi catatan hati-hati, menyebut bahwa kuartal ketiga biasanya merupakan kuartal terlemah untuk Bitcoin, dengan kenaikan rata-rata hanya 6%. Mereka memprediksi aksi harga akan tetap terbatas dan volatilitas cenderung mereda.
Sementara itu, Coinbase mencatat kinerja saham terbaik di indeks S&P 500 sepanjang Juni 2025, dipicu oleh regulasi positif, peluncuran produk baru, dan resmi masuknya Coinbase ke S&P 500. Sahamnya melonjak 44% bulan ini dan mencapai titik tertinggi sejak IPO 2021.
Analis Oppenheimer, Owen Lau, menyebut kinerja solid Coinbase dan pengesahan Undang-Undang GENIUS sebagai penanda perubahan narasi positif. Sementara Devin Ryan dari Citizens mengatakan masih ada ruang bagi saham Coinbase untuk naik lebih tinggi, terutama karena hubungan strategisnya dengan Circle Internet Group.