Seoul – 3 Juli 2025
Minat masyarakat Korea Selatan terhadap aset kripto terus meningkat tajam. Berdasarkan survei terbaru dari Hana Financial Research Institute, sebanyak 71% responden menyatakan berniat membeli lebih banyak aset digital di masa depan, menandakan adopsi kripto yang semakin meluas di Negeri Ginseng.
Survei yang dikutip dari CryptoPotato mengungkap bahwa sekitar 27% warga Korea saat ini telah berinvestasi dalam kripto, dengan nilai rata-rata sekitar 10 juta won (Rp117 juta). Aset digital ini mewakili 14% dari total portofolio investasi para responden.
Investor kripto di Korea didominasi oleh pria berusia 30–40 tahun, meski partisipasi perempuan terus tumbuh sejak awal 2024. Selain itu, motif investasi juga berubah: dari yang dulunya didorong oleh FOMO (fear of missing out) sebesar 57%, kini turun menjadi 34%, menunjukkan pendekatan yang lebih rasional dan strategis.
Bitcoin masih menjadi pilihan utama bagi 89% investor, namun stablecoin mulai dilirik karena dianggap lebih stabil, terutama yang didukung mata uang fiat seperti dolar atau won.
Namun demikian, sejumlah tantangan masih dihadapi, terutama dalam keterbatasan kerja sama antara bursa kripto dan bank lokal. Banyak investor berharap regulasi diperbaiki agar transaksi lebih aman dan efisien. Sekitar 70% responden lebih memilih bank konvensional dibanding bank digital jika regulasi mendukung.
Kekhawatiran utama investor antara lain:
- 61% khawatir soal penipuan atau kebangkrutan bursa
- 56% khawatir soal volatilitas harga
- 42% merasa lebih nyaman jika TradFi (lembaga keuangan tradisional) ikut terlibat
- 35% berharap regulasi khusus kripto segera dibuat pemerintah
Menariknya, tidak hanya masyarakat umum, tetapi sekitar 20% pejabat Korea Selatan juga disebut memiliki aset kripto.
Dengan nilai transaksi stablecoin mencapai 57 triliun won (Rp478 triliun) tahun ini, serta rencana Bank Sentral Korea untuk mengembangkan stablecoin nasional berbasis won, Korea Selatan kini disebut-sebut tengah menjadi kiblat baru kripto di Asia.
Dukungan juga datang dari pemerintahan Presiden Lee Jae-myung yang dikenal pro-kripto, serta aksi perusahaan seperti Parataxis Holdings asal AS yang mulai mengakumulasi aset digital strategis di Korea. Indeks saham KOSPI pun turut melesat hampir 30% tahun ini, mengindikasikan iklim investasi yang semakin optimis.