
Bitcoin (BTC) kembali mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa (ATH) dengan menembus level US$112.000 pada hari Rabu. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan global terhadap aset berisiko dan likuidasi besar posisi short senilai US$200 juta.
Dalam sepekan terakhir, harga Bitcoin naik 5,95 persen, membawa kapitalisasi pasar kripto global ke US$3,47 triliun tertinggi sejak Juni 2025, meski masih di bawah rekor US$3,73 triliun pada Desember 2024.
Kenaikan harga ini terjadi beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif perdagangan baru untuk sejumlah negara, yang memicu kekhawatiran geopolitik dan membuat investor beralih ke aset lindung nilai seperti Bitcoin.
Analis dari bursa Bitfinex menilai reli saat ini didukung oleh fondasi yang sehat, berkat penurunan leverage berlebih dan akumulasi on-chain yang kuat. Katalin Tischhauser, kepala riset Sygnum Bank, menyebut Bitcoin semakin dipandang sebagai aset safe haven, mirip emas, terutama saat pasar saham AS mengalami koreksi.
Selain itu, data Glassnode menunjukkan cadangan Bitcoin di bursa terus berkurang, dari 3,11 juta BTC pada 13 Maret menjadi 2,99 juta BTC pada 21 Mei, menandakan pasokan di bursa semakin menipis.
Langkah beberapa negara bagian AS yang mengakui Bitcoin sebagai cadangan resmi juga memperkuat status aset ini sebagai pilihan investasi strategis di tengah ketidakpastian pasar.