Sejumlah analis memperingatkan bahwa waktu hampir habis bagi Bitcoin (BTC) untuk mencetak reli parabola seperti yang terjadi pada siklus tahun 2017 dan 2021. Analis kripto ternama, TradingShot, menyebut bahwa meskipun tren jangka panjang BTC masih naik, hingga kini belum terlihat lonjakan parabola seperti dua siklus sebelumnya.
“Bitcoin saat ini berada dalam pola Channel Up, namun belum menunjukkan reli tajam meski sudah keluar dari zona beli sejak titik terendah November 2022,” ujar TradingShot dalam ulasannya di TradingView.
Ia menambahkan bahwa jika pola siklus empat tahunan tetap berlaku, maka Bitcoin hanya memiliki waktu terbatas untuk melanjutkan reli besar.
Pandangan serupa disampaikan oleh analis Rekt Capital. Ia memprediksi puncak harga BTC kemungkinan terjadi pada Oktober 2025, sekitar 550 hari pasca-halving April lalu. “Itu berarti kita hanya memiliki dua hingga tiga bulan lagi dalam pasar bullish ini,” katanya.
Sementara itu, harga BTC kini berada di kisaran USD 109.760 atau hanya 2% di bawah rekor tertinggi sepanjang masa di USD 111.970. Meskipun belum mampu menembus resistance psikologis USD 110.000, sejumlah analis tetap optimis.
“Bitcoin telah mengubah puncak bull flag menjadi support. Ini sinyal bullish kuat,” jelas TradingShot, yang juga menyebut target Fibonacci extension berada di USD 168.500.
Analis Jelle menilai BTC perlu menembus level USD 110.000 dan USD 130.000 untuk melanjutkan reli, sedangkan Mags menyatakan BTC masih berada di atas rata-rata pergerakan 50 minggu dan dalam fase konsolidasi sehat sebelum potensi lonjakan berikutnya.
Dari sisi fundamental, sejumlah indikator on-chain belum menandakan puncak siklus, seperti:
- Bollinger Bands belum melebar ekstrem
- Kepemilikan BTC jangka panjang tetap tinggi
- Suplai BTC di bursa menurun
- Rasio MVRV belum ekstrem
- Permintaan institusional lewat ETF spot terus tumbuh
Kendati demikian, para analis tetap menekankan pentingnya kewaspadaan. Semua strategi investasi tetap mengandung risiko dan keputusan akhir tetap berada di tangan investor.