Ethereum terus berkembang sebagai aset favorit di kalangan institusi, meskipun Bitcoin terus mendominasi berita utama. Menurut CEO ConsenSys dan salah satu pendiri Ethereum, Joe Lubin, ETH bukan lagi sekadar aset spekulatif. Kini, semakin banyak perusahaan yang memperlakukannya sebagai instrumen keuangan yang efektif, serupa dengan uang tunai atau emas. Dengan ETF yang mencatat arus masuk yang kuat, potensi staking di masa mendatang, dan ETH yang memimpin tokenisasi aset dunia nyata , permintaan meningkat lebih cepat daripada yang dapat diimbangi oleh pasokan.
Joe Lubin yakin fleksibilitas finansial Ethereum memberinya keunggulan. Tidak seperti Bitcoin, ETH menawarkan imbalan staking bawaan dan mendukung kontrak pintar. Hal ini memberi bisnis cara baru untuk mendapatkan imbal hasil, mengelola risiko, dan menggunakan modal secara terprogram.
Ia menekankan bahwa ETH menjadi lebih dari sekadar aset pasif. Perusahaan menggunakannya untuk pembayaran, eksposur DeFi, dan dukungan infrastruktur. Bit Digital, misalnya, menjual 280 BTC dan membeli lebih dari 100.000 ETH. SharpLink Gaming baru-baru ini mengakuisisi 7.689 ETH dan berencana melakukan penawaran saham senilai $1 miliar untuk mendanai lebih banyak pembelian ETH.
iShares Ethereum Trust milik BlackRock menambahkan 20.955 ETH senilai $53 juta minggu lalu. Kini, Trust ini memegang 1,5% dari total pasokan Ethereum yang beredar. Fidelity, Bitwise, dan Invesco juga meningkatkan kepemilikan ETH mereka. Sebaliknya, Ethereum Trust milik Grayscale kehilangan 7.667 ETH selama periode yang sama.
ETF Ethereum menambahkan 45.980 ETH minggu lalu , dengan mudah mengungguli ETF Bitcoin, yang hanya memperoleh 7.726 BTC. iShares memimpin dengan arus masuk sebesar 29.355 ETH, diikuti oleh Fidelity dengan 24.125 ETH. Selain itu, Ethereum mendominasi aset dunia nyata (RWA) yang ditokenisasi, menguasai $7 miliar atau 59% dari total global. Dominasi ini memperkuat prospek jangka panjangnya.