Jakarta, 11 Juli 2025 – Harga Bitcoin (BTC) kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, mencapai USD 117.885 atau sekitar Rp 1,91 miliar (kurs Rp16.219). Dalam 24 jam terakhir, harga BTC naik 6,04%, dan mencatat kenaikan 8,1% dalam sepekan. Kapitalisasi pasar Bitcoin kini menyentuh USD 2,3 triliun.
Tak hanya Bitcoin, aset kripto lain juga mencatatkan lonjakan. Ethereum (ETH) naik 8,02% dalam sehari dan 17% dalam sepekan, dengan harga mencapai USD 3.006,56 atau sekitar Rp 48,75 juta. Sementara itu, Cardano (ADA) menjadi top gainer dengan kenaikan 12,07% dalam sehari dan 17,91% dalam sepekan.
Pemicu Lonjakan Harga
Lonjakan harga kripto ini dipicu oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat. Risalah rapat FOMC Juni menunjukkan sebagian besar pejabat The Fed mendukung pemangkasan suku bunga setidaknya sekali pada 2025, bahkan berpotensi lebih cepat pada rapat 30 Juli tergantung data inflasi.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyebut lonjakan ini mencerminkan antisipasi investor terhadap peningkatan likuiditas pasar. Ia menambahkan, level USD 112.000 menjadi area psikologis penting, dengan potensi penguatan lanjutan hingga USD 115.000–118.000 jika momentum berlanjut.
Dukungan Tambahan dari ETF dan Data On-Chain
Permintaan terhadap ETF spot BTC juga meningkat, dengan total inflow mencapai USD 80,6 juta pada 9 Juli. Meskipun ada tekanan dari sisi volume perdagangan ritel, data on-chain menunjukkan tren akumulasi kuat dari investor jangka pendek dan panjang.
Crypto market kini menanti dua momen krusial:
- Rilis data CPI Juni (11 Juli)
- Keputusan suku bunga The Fed (30 Juli)
Jika inflasi terus melandai, pemangkasan suku bunga makin terbuka lebar dan dapat memperkuat sentimen pasar.
Risiko dan Prospek
Meski tren teknikal menunjukkan sinyal bullish—dengan RSI di atas 50 dan MACD tetap positif—tekanan global seperti tarif perdagangan dari Presiden AS Donald Trump tetap menjadi faktor risiko. Beberapa pejabat The Fed mewaspadai dampak tarif terhadap inflasi, meskipun Trump membantah adanya pengaruh.
Jika BTC gagal bertahan di atas USD 112.500, koreksi harga mungkin terjadi dengan support terdekat di USD 110.800 dan USD 109.750.
Bitcoin Masih Jadi Aset Primadona
Sebagai aset kripto terdesentralisasi, Bitcoin tetap menjadi primadona pasar dan simbol sistem keuangan alternatif. Di tengah ketidakpastian global, lonjakan harga ini memperkuat posisi Bitcoin sebagai store of value dan lindung nilai terhadap volatilitas ekonomi.
Investor disarankan tetap memantau dinamika makro dan mengelola risiko dengan bijak di tengah reli kripto yang terus bergulir.