Jakarta, 11 Juli 2025 – Di tengah kritik keras terhadap aset kripto, perusahaan-perusahaan besar dunia justru kian agresif menambah kepemilikan mereka terhadap Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Solana (SOL). Data terbaru mencatat lebih dari 100 perusahaan publik global kini menyimpan sekitar 852.467 BTC di neraca mereka.
Kritik tajam datang dari ekonom senior dan skeptis kripto kawakan Peter Schiff, yang menyebut aksi korporasi ini sebagai “pengejar keuntungan dari kebodohan orang lain” dan meragukan validitas model bisnis mereka. Namun, fakta di pasar menunjukkan tren sebaliknya.
Perusahaan seperti BlackRock dan MicroStrategy tercatat memiliki hampir 1,3 juta BTC, atau sekitar 6% dari total suplai Bitcoin. Di luar Amerika Serikat, tren serupa juga terjadi:
- Remixpoint (Jepang) menggalang USD 215 juta untuk membeli Bitcoin.
- Nakiki SE (Jerman) menjadi perusahaan publik pertama yang mengadopsi Bitcoin Standard.
- Nano Labs (Tiongkok) membeli BNB senilai USD 50 juta.
- Di Swedia, H100 Group membeli 46,9 BTC, sementara Hilbert Group menghimpun dana 200 juta SEK untuk investasi kripto.
Tren investasi tak hanya terbatas pada Bitcoin. Beberapa perusahaan juga mulai mengincar Ethereum dan Solana:
- DeFi Development Corp menambah 690.420 SOL ke portofolionya.
- SharpLink Gaming membeli 7.689 ETH, dan
- GameSquare mengumumkan pembelian 1.818 ETH, dengan rencana menambah hingga USD 100 juta.
- BIT Mining tengah merancang penggalangan dana USD 300 juta khusus untuk membeli Solana.
Fenomena ini menunjukkan pergeseran strategi manajemen keuangan perusahaan besar, yang kini mulai menganggap aset kripto sebagai store of value dan bagian dari cadangan strategis mereka. Meski kritik tetap ada, langkah institusional ini bisa menjadi sinyal kuat arah jangka panjang pasar kripto.
Apakah ini awal arus modal besar masuk ke kripto secara global, atau justru cerminan dari bubble seperti yang dikhawatirkan para skeptis? Investor disarankan tetap waspada, namun tidak mengabaikan perubahan besar yang tengah terjadi.