Liputan6.com, Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) terus menanjak dan kini mulai mendekati level USD 120.000. Kenaikan ini memicu spekulasi: apakah Bitcoin bisa melesat hingga USD 200.000?
Salah satu pendekatan yang digunakan analis untuk menjawab pertanyaan ini adalah Teori Gelombang Elliott, sebuah kerangka yang menganalisis siklus pasar berdasarkan psikologi investor.
Bitcoin Sedang dalam Fase Kuat?
Menurut grafik harian Bitcoin, harga sebelumnya sempat berkonsolidasi di sekitar USD 65.000, kemudian melonjak USD $90.000 pada gelombang impulsif pertama. Setelah itu, terjadi koreksi kecil sebelum memasuki gelombang ketiga, yang dikenal sebagai fase paling kuat dalam pola Elliott.
Kini, pergerakan harga menunjukkan bahwa Bitcoin sedang memasuki gelombang kelima, didorong oleh lonjakan volume perdagangan yang signifikan—indikasi kuat bahwa pembeli institusional mulai mendominasi pasar.
Volume tinggi seperti ini biasanya memperkuat sinyal bahwa pola Elliott sedang berlangsung, karena menunjukkan partisipasi pasar yang luas dan keyakinan akan tren naik.