Jakarta, 21 Juli 2025 — Sosok di balik peretasan besar yang menimpa Coinbase awal tahun ini kembali membuat gerakan mencurigakan di pasar kripto. Dompet digital yang diduga terkait dengan peretas tersebut kembali aktif dan memborong Ethereum (ETH) senilai lebih dari USD 2,31 juta (sekitar Rp 37,6 miliar) dalam waktu sembilan jam.
Dilansir dari U.Today, aktivitas ini merupakan pembelian besar kedua dalam bulan Juli, setelah sebelumnya dompet yang dijuluki “Coinbase Hacker” membeli 4.863 ETH senilai USD 12,55 juta. Sebaliknya, pada Mei lalu, dompet ini sempat melepas 26.762 ETH senilai sekitar USD 69 juta.
Perubahan strategi ini menunjukkan bahwa sang peretas kini mulai kembali masuk ke pasar ETH, diduga karena melihat tren bullish. Harga Ethereum telah naik lebih dari 40% dalam sebulan terakhir, dan kini diperdagangkan di atas USD 3.700.
Transaksi dilakukan secara hati-hati melalui Protokol CoW untuk menghindari slippage dan agar tidak terlalu menarik perhatian. Dompet ini tetap dipantau ketat oleh analis on-chain karena keterkaitannya dengan insiden peretasan Coinbase yang sempat merugikan banyak pengguna.
Meskipun tidak ada dana kripto yang berhasil dicuri dalam insiden tersebut, Coinbase tetap harus menanggung kerugian besar dalam bentuk biaya investigasi dan pemulihan. Perusahaan menegaskan tidak akan bernegosiasi dengan peretas dan berkomitmen mengganti kerugian pengguna.
Dengan rata-rata harga beli di kisaran USD 2.600, dompet peretas kini menyimpan keuntungan tak terealisasi dalam jumlah besar. Pola belinya yang agresif mengindikasikan bahwa akumulasi ETH kemungkinan masih akan berlanjut, menjadikannya pemain misterius namun berpengaruh di pasar kripto saat ini.