Jakarta, Pintu News – Dalam trading crypto, gap dan slippage adalah dua fenomena yang sering ditemui, namun seringkali membingungkan bagi para trader.
Gap terjadi ketika harga melonjak antara dua periode trading, sementara slippage terjadi ketika harga eksekusi order berbeda dari harga yang diinginkan. Memahami perbedaan keduanya sangat penting untuk mengelola risiko dan memaksimalkan peluang di pasar crypto yang volatil.
Artikel ini akan membahas perbedaan, penyebab, dan dampak keduanya pada strategi trading kamu.
Slippage adalah perbedaan antara harga yang diharapkan (atau harga yang terlihat pada saat kamu melakukan order) dan harga aktual yang dieksekusi saat transaksi tersebut terjadi.
Slippage terjadi ketika harga eksekusi berbeda dari harga yang diharapkan trader. Fenomena ini sering terjadi di pasar kripto yang sangat fluktuatif seperti Bitcoin BTC0.68%->Harga BTC Saat Ini
Rp 1.934.213.776
0.68%
Market Cap
Rp 38.244 Triliun
Volume Trading
Rp 859,75 Triliun
Suplai Beredar
Rp 19.896.762
dan Ethereum ETH2.87%->Harga ETH Saat Ini
Rp 60.396.145
2.87%
Market Cap
Rp 6,41 Miliar
Volume Trading
Rp 1,07 Miliar
Suplai Beredar
.
Misalnya, kamu ingin membeli Bitcoin seharga $20.000, tetapi ketika order terpenuhi, harganya menjadi $20.100. Perbedaan $100 ini adalah contoh dari slippage. Slippage bisa menguntungkan atau merugikan, tergantung pada arah pergerakan harga saat transaksi.
Slippage sering disebabkan oleh volatilitas pasar yang tinggi dan likuiditas yang rendah. Ketika pasar bergerak cepat, seperti saat ada berita penting atau peristiwa ekonomi, harga bisa berubah secara drastis dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini membuat harga eksekusi berbeda dari yang diharapkan.
Selain itu, order besar di pasar dengan likuiditas rendah juga dapat menyebabkan perubahan harga yang signifikan.