Jakarta, 27 Juli 2025 — Citigroup merilis laporan terbaru yang memproyeksikan harga Bitcoin dapat mencapai USD 135.000 pada akhir 2025. Bahkan, dalam skenario optimistis, harga diperkirakan bisa menyentuh hingga USD 199.000, terutama jika arus dana ke produk ETF kripto meningkat tajam.
Namun demikian, Citi juga memberi catatan risiko. Jika terjadi tekanan regulasi atau pelemahan ekonomi global, harga Bitcoin bisa turun ke level USD 64.000. Saat ini, Bitcoin berada di kisaran USD 115.000–120.000 dan tetap stabil meski dibayangi data ekonomi AS yang bervariasi. Minat dari investor institusional, khususnya melalui ETF, disebut menyumbang lebih dari 40% terhadap lonjakan harga belakangan ini.
Sementara itu, Robert Kiyosaki, penulis buku keuangan terkenal Rich Dad Poor Dad, kembali menyuarakan dukungannya terhadap Bitcoin. Ia menilai penurunan harga aset seperti Bitcoin, emas, dan perak adalah “kabar baik“ dan merupakan peluang akumulasi.
“Ketika gelembung pecah, kemungkinan besar Bitcoin ikut terkoreksi. Dan itu kabar baik, karena saya akan beli lagi,” ujar Kiyosaki, dikutip dari CryptoPotato.
Kiyosaki juga menilai Bitcoin sebagai bentuk “uang sehat” yang superior dibanding sistem uang fiat yang dinilainya rentan manipulasi dan inflasi. Ia bahkan memprediksi bahwa nilai Bitcoin bisa mencapai USD 1 juta per koin di masa depan, dan menyebut dirinya lebih memilih “terlihat mudah tertipu” daripada menjadi “pecundang” jika prediksi itu benar terjadi.
Kombinasi antara optimisme investor besar seperti Citi dan kepercayaan jangka panjang dari tokoh seperti Kiyosaki menunjukkan makin eratnya hubungan Bitcoin dengan dunia keuangan tradisional (TradFi), serta potensi besar aset digital ini dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.