28 Juli 2025 — Bulan Agustus selama ini dikenal sebagai periode penuh tekanan bagi Bitcoin (BTC), dengan catatan historis yang menunjukkan dominasi penurunan harga. Namun, tahun ini, tren negatif tahunan itu berpotensi berubah.
Mengutip data dari U.Today dan CryptoRank, selama 13 tahun terakhir, Bitcoin hanya mencatatkan kenaikan di bulan Agustus sebanyak empat kali. Sisanya, BTC justru melemah—bahkan turun dua digit seperti pada 2011, 2014, 2015, 2022, dan 2023. Rata-rata, imbal hasil BTC di Agustus turun sebesar 8,3%.
Meski demikian, situasi tahun 2025 tampak berbeda. Setelah awal tahun yang lambat, Bitcoin naik hampir 30% di kuartal kedua dan melesat 10,3% sepanjang Juli. Tekanan jual pada awal Agustus juga tampak lebih ringan, cadangan BTC di bursa menurun, dan aliran modal meningkat, menandakan sentimen pasar yang mulai membaik.
Jika Bitcoin mampu bertahan tanpa koreksi besar di Agustus ini, maka bisa menjadi sinyal penting perubahan dinamika pasar menuju fase pertumbuhan baru menjelang kuartal keempat—yang biasanya menjadi periode perdagangan aktif.
Sementara itu, laporan dari Citigroup memberikan proyeksi optimistis, memperkirakan harga Bitcoin dapat mencapai USD 135.000 pada akhir 2025, bahkan bisa naik hingga USD 199.000 jika adopsi dan dana ETF terus meningkat. Saat ini, BTC diperdagangkan di kisaran USD 115.000–USD 120.000.
Citi juga menyoroti bahwa lebih dari 40% dari kenaikan harga Bitcoin didorong oleh masuknya dana dari investor institusional melalui produk ETF, serta meningkatnya minat dari sektor obligasi korporasi. Namun, Citi tetap mengingatkan akan risiko penurunan ke level USD 64.000 jika terjadi tekanan regulasi atau gangguan ekonomi global.