Jakarta, 30 Juli 2025 — Setelah sempat stagnan, pasar kripto global menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Kapitalisasi pasar berhasil menembus zona konsolidasi, dan sejumlah indikator teknikal kini mengisyaratkan potensi reli harga dalam jangka pendek hingga menengah.
Mengutip CoinMarketCap, indikator RSI kini berada di area overbought, sering kali menjadi pertanda awal reli lanjutan dalam tren naik. Lebih signifikan lagi, indikator On-Balance Volume (OBV) mencatat breakout jelas pada grafik bulanan — menandakan adanya akumulasi besar-besaran oleh pelaku pasar. Sejarah menunjukkan bahwa breakout OBV sering kali menjadi pemicu lonjakan harga kripto berikutnya.
Beberapa analis menilai bahwa fase entry ideal telah lewat, dan pasar sedang bersiap menuju puncak makro siklus berikutnya. Investor pun disarankan mulai menyesuaikan strategi agar tak kehilangan momentum, meski tetap disarankan berhati-hati terhadap potensi pembalikan arah makro.
Prediksi Jangka Panjang: Bitcoin USD 25 Juta di Tahun 2046?
Di tengah kebangkitan pasar ini, sebuah prediksi mengejutkan muncul dari platform X (sebelumnya Twitter). Pertanyaan dari Chaitanya Jain, mantan analis Blackstone, tentang harga Bitcoin dalam 21 tahun ke depan dijawab oleh Grok, AI besutan Elon Musk.
Menurut Grok, harga Bitcoin pada tahun 2046 berpotensi mencapai USD 25 juta per koin, atau sekitar Rp 408,66 miliar (estimasi kurs Rp 16.346 per USD).
Prediksi ini didasarkan pada tiga pendekatan utama:
- Pertumbuhan Historis Bitcoin – Dengan pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) 30%, harga Bitcoin diproyeksikan bisa mencapai USD 13 juta.
- Model Stock-to-Flow (S2F) – Berdasarkan kelangkaan pasokan, model ini mengarah ke valuasi lebih dari USD 50 juta per BTC.
- Adopsi Global – Mengacu pada tesis Michael Saylor, Bitcoin diperkirakan akan tumbuh sebagai aset cadangan global dengan laju 29% per tahun, menghasilkan proyeksi harga sekitar USD 21 juta.
Meski masih berupa spekulasi, proyeksi ini memperkuat pandangan bahwa Bitcoin tetap menjadi aset yang berpotensi tumbuh signifikan dalam jangka panjang — terutama di tengah meningkatnya adopsi institusional dan ketatnya pasokan pasca-halving.