1 Agustus 2025 – Dunia Kripto
Setahun setelah mencabut larangan terhadap kripto, Bolivia resmi menjalin kerja sama strategis dengan El Salvador untuk mengembangkan kebijakan dan infrastruktur aset digital. Kemitraan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Bank Sentral Bolivia (BCB) dan otoritas kripto El Salvador, CNAD.
El Salvador, yang menjadi negara pertama yang mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran sah sejak 2021, akan membantu Bolivia membangun kerangka regulasi kripto yang aman dan teregulasi. BCB berharap dapat meniru kesuksesan El Salvador dalam mengelola risiko dan mengintegrasikan blockchain ke dalam sistem keuangan nasional.
Langkah ini datang di tengah krisis ekonomi berkepanjangan yang membuat cadangan devisa Bolivia anjlok 98% selama satu dekade terakhir, dari USD 12,7 miliar (2014) menjadi hanya USD 165 juta per April 2025. Akibatnya, adopsi kripto secara akar rumput melonjak signifikan.
Volume transaksi kripto di Bolivia tercatat menembus USD 294 juta pada pertengahan 2025, naik tajam dari USD 46,8 juta setelah larangan dicabut pada Juni 2024. Penggunaan stablecoin seperti USDT Tether juga meningkat drastis, dengan transaksi harian mencapai USD 600.000.
Kini, berbagai usaha kecil di Bolivia—termasuk restoran, salon, dan pangkas rambut—telah menerima pembayaran dalam Bitcoin dan USDT. Beberapa bahkan memasang harga produk langsung dalam stablecoin.
Perusahaan minyak milik negara Bolivia, YPFB, bahkan berencana menggunakan kripto untuk transaksi impor bahan bakar, sementara bank terbesar Bolivia, Banco Bisa, telah menyediakan layanan kustodi untuk USDT sejak Oktober 2024.
Dengan dukungan teknis dari El Salvador, Bolivia kini semakin serius menjadikan kripto sebagai bagian dari solusi ekonomi nasionalnya di tengah ketidakstabilan mata uang dan tekanan inflasi.