Jakarta, Pintu News – Crypto bridge kini jadi solusi vital di dunia crypto dan cryptocurrency, memudahkan pengguna memindahkan aset dari satu blockchain ke blockchain lain tanpa perlu exchange terpusat. Fitur ini mendorong era baru interoperabilitas Web3. Bagaimana cara kerjanya, dan apa manfaatnya? Simak penjelasannya di bawah!
Crypto bridge adalah protokol perangkat lunak yang memungkinkan dua blockchain berbeda “berbicara” dan bertukar aset maupun data. Ibarat jembatan antar pulau, crypto bridge menghubungkan ekosistem blockchain seperti Ethereum, Solana, dan Polygon agar pengguna bisa lintas platform.
Bridge bekerja dengan menciptakan “jembatan” likuiditas yang mengunci aset pada blockchain asal, lalu menerbitkan token representasi di blockchain tujuan. Proses ini dilakukan lewat smart contract, pool likuiditas, dan mekanisme balancing otomatis agar nilai tetap setara.
Pengguna cukup melakukan beberapa klik, tanpa perlu kirim aset ke exchange terpusat (CEX), sehingga proses transfer lebih efisien, cepat, dan transparan.
Salah satu keunggulan utama crypto bridge adalah biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan exchange terpusat. Bridge juga menghindari delay transfer dan risiko harus “menitipkan” aset pada pihak ketiga.
Misal, saat jaringan Ethereum padat dan mahal, pengguna bisa bridge aset ke Solana untuk akses biaya transaksi lebih murah dan dApps yang lebih cepat.