Jakarta, 3 Agustus 2025 — Harga kripto Hedera (HBAR) berada di titik krusial menyusul meningkatnya spekulasi terkait persetujuan ETF dan dukungan kebijakan dari pemerintah Amerika Serikat. Saat ini, HBAR diperdagangkan mendekati level penting USD 0,38 atau sekitar Rp 6.225 (kurs Rp 16.383).
Dikutip dari CoinMarketCap, dokumen kebijakan terbaru dari Gedung Putih menunjukkan sinyal positif terhadap aset digital, dengan visi menciptakan “Zaman Keemasan Kripto.” Sikap ini membuka peluang masuknya investor institusional dan memperkuat posisi aset kripto di mata regulator.
Dua lembaga keuangan besar, Aberdeen dan Lloyd’s Banking Group, dikabarkan tengah menjajaki kemitraan dalam tokenisasi aset digital. Bila ETF disetujui, HBAR diprediksi akan mengalami lonjakan likuiditas dan minat dari institusi keuangan besar.
“Kolaborasi kami dengan institusi seperti Lloyd’s dan Archax menandai momen penting bagi HBAR,” ujar salah satu anggota Dewan Tata Kelola Hedera.
Arus modal baru dari proyek-proyek tokenisasi juga dapat memperluas penerapan teknologi Hedera di sektor korporasi dan pemerintahan. Dukungan politik terhadap kripto secara umum menjadi dorongan tambahan bagi aset Layer 1 seperti HBAR untuk meraih pertumbuhan signifikan.
HBAR menggunakan teknologi Hashgraph, bukan blockchain, yang menawarkan kecepatan tinggi dan biaya transaksi sangat rendah. Token HBAR berfungsi sebagai bahan bakar jaringan dan digunakan dalam sistem Proof-of-Stake, memungkinkan pemegang token untuk berpartisipasi dalam keamanan jaringan dan mendapatkan imbalan.
Dengan kombinasi sentimen pasar positif, dukungan kebijakan, serta minat institusional yang meningkat, HBAR dinilai memiliki potensi kuat untuk melesat ke level lebih tinggi di pasar kripto global.