Jakarta – Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), Paul Atkins, menyatakan komitmennya untuk menghadirkan aturan yang “sangat lugas” bagi perusahaan kripto guna memberikan kepastian hukum lebih besar bagi investor. Namun, ia mengakui bahwa proses penyusunan aturan ini dapat memakan waktu beberapa tahun.
Dalam wawancara dengan Yahoo Finance, Atkins menyebut SEC akan meluncurkan proposal aturan baru dalam beberapa bulan ke depan, dan melanjutkan implementasinya hingga tahun depan atau lebih. Ia juga menyampaikan ketertarikannya untuk menempatkan seluruh sekuritas di atas blockchain, demi transparansi dan efisiensi perdagangan.
Langkah ini menandai pergeseran besar dari pendekatan sebelumnya di bawah kepemimpinan Gary Gensler, yang dikenal sering melakukan penegakan hukum terhadap perusahaan kripto tanpa memberikan kerangka aturan khusus. Di masa pemerintahan Presiden sebelumnya, SEC menilai banyak aset kripto sebagai sekuritas berdasarkan uji Howey, namun Atkins menyatakan sebagian besar aset kripto bukanlah sekuritas.
Perubahan pendekatan ini sejalan dengan komitmen Presiden Donald Trump untuk memberikan regulasi yang lebih ramah terhadap industri kripto. Beberapa kebijakan telah diterapkan, termasuk pengesahan Undang-Undang GENUIS yang menjadi kerangka federal pertama untuk stablecoin, serta RUU CLARITY yang kini sedang menunggu pembahasan di Senat.
Atkins juga menegaskan pentingnya revisi terhadap penerapan uji Howey untuk lebih jelas menentukan apakah suatu aset tergolong sekuritas atau komoditas, serta apa yang harus dilakukan oleh pelaku industri untuk mematuhi hukum.
Ia menyimpulkan bahwa penggunaan blockchain dalam perdagangan sekuritas menawarkan keuntungan besar seperti transparansi dan akuntabilitas, dan bisa menjadi dasar sistem keuangan yang lebih efisien serta sesuai hukum di masa depan.