Jakarta – Perusahaan blockchain asal Amerika Serikat, Ripple, berhasil menempati peringkat ke-23 dalam daftar perusahaan swasta terbesar dunia versi CB Insights, dengan valuasi mencapai USD 15 miliar atau sekitar Rp 240 triliun (kurs Rp 16.300 per USD).
Ripple, yang dikenal luas karena keterlibatannya dalam pengembangan mata uang kripto XRP, kini memiliki valuasi yang melampaui sejumlah nama besar seperti Klarna (USD 14,5 miliar) dan perusahaan pertahanan Anduril (USD 14 miliar).
Ripple bukan satu-satunya perusahaan kripto dalam daftar prestisius ini. Nama-nama lain seperti OpenSea (pasar NFT), Bitmain (produsen perangkat tambang kripto), dan KuCoin (bursa aset digital) juga masuk dengan valuasi masing-masing USD 12 miliar dan USD 10 miliar.
Puncak daftar ini diduduki oleh SpaceX milik Elon Musk dengan valuasi mencapai USD 350 miliar, diikuti oleh ByteDance (pemilik TikTok) dan OpenAI, masing-masing dengan valuasi sekitar USD 300 miliar. Perlu dicatat, daftar ini hanya mencakup perusahaan yang didukung oleh modal ventura (venture capital), sehingga tidak mencantumkan konglomerasi keluarga seperti Mars Inc., Cargill, atau Bosch.
Terkait rencana Initial Public Offering (IPO), CEO Ripple Brad Garlinghouse sempat menyatakan niatnya pada awal 2020. Namun, proses tersebut tertunda akibat kasus hukum dengan SEC yang berkepanjangan. Meski kini kasus tersebut hampir selesai, Presiden Ripple Monica Long menyatakan perusahaan belum memiliki urgensi untuk IPO karena likuiditas saat ini dinilai sangat kuat.