Washington, 6 Agustus 2025 — Harga Bitcoin mendadak turun tajam lebih dari USD 1.500 (sekitar Rp 24,5 juta) setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan kemungkinan besar tidak akan mencalonkan diri kembali pada Pemilu 2028. Komentarnya ini disampaikan dalam wawancara dengan CNBC dan langsung memicu gejolak pasar kripto.
Sebelum pernyataan tersebut, Bitcoin sempat naik mendekati level USD 115.000 (sekitar Rp 1,88 miliar), namun gagal mempertahankan momentum positifnya. Reaksi pasar memperlihatkan betapa kuatnya pengaruh Trump terhadap sentimen investor, khususnya di sektor kripto.
Trump sendiri saat ini menjabat sebagai Presiden AS ke-47, setelah sebelumnya juga memimpin sebagai Presiden ke-45 pada periode 2017–2021. Sesuai dengan Amandemen ke-22 Konstitusi AS, ia tidak dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga karena telah menjabat dua kali.
Meskipun demikian, rumor bahwa Trump mungkin mencari celah hukum untuk maju lagi sempat beredar. Dalam wawancara terbarunya, ia menyebut, “Enggak. Mungkin tidak,” saat ditanya soal pencalonan di 2028, sambil tertawa dan memberi sinyal jelas bahwa ia akan mematuhi batasan konstitusi.
Selain pernyataan soal masa depan politiknya, Trump juga menyampaikan komentar terkait hubungan dagang dengan China dan tarif perdagangan dengan India, yang turut memicu kekhawatiran investor.
Penurunan harga Bitcoin ini mencerminkan tingginya sensitivitas pasar terhadap dinamika politik AS, khususnya dari figur seberpengaruh Trump yang dikenal pro terhadap sektor teknologi dan kripto sejak terpilih kembali pada akhir 2024.