Harga Bitcoin (BTC) sempat menyentuh rekor tertinggi di USD 122.200 (Rp 1,99 miliar) pada Senin (11/8/2025) sebelum terkoreksi akibat aksi ambil untung, turun 2,8% ke USD 118.500 (Rp 1,93 miliar). Meski demikian, BTC masih naik 0,4% dalam 24 jam terakhir.
Analis CoinDesk, James Van Straten, menyoroti “celah” harga di pasar berjangka CME yang berpotensi memicu pelemahan. Bitfinex memperingatkan potensi volatilitas tinggi dan kemungkinan retracement ke USD 110.000 (Rp 1,79 miliar), terutama menjelang rilis data inflasi AS (IHK dan PPI) pekan ini.
Berdasarkan data CoinMarketCap, Selasa (12/8/2025) pukul 07.55 WIB:
- BTC: USD 118.942 (-0,05% 24 jam, +3,07% sepekan)
- ETH: Rp 69,32 juta (-0,37%, +14,58%)
- BNB: Rp 13,23 juta (+0,50%, +5,35%)
- ADA: Rp 12.696 (-2,72%, +2,46%)
- SOL: Rp 2,86 juta (-3,34%, +3,43%)
- XRP: Rp 51,33 (-1,49%, +1,79%)
- DOGE: Rp 3.663 (-3,73%, +6,75%)
- USDT/USDC: Stabil di USD 1,00
Mayoritas altcoin besar tertekan dalam 24 jam terakhir, namun sebagian besar masih mencatat kenaikan dalam sepekan terakhir.