Seiring mata uang kripto mendekati level kritis, yang dapat mengindikasikan reli, para pedagang sangat waspada. Bitcoin telah berada dalam fase koreksi, sebagaimana ditunjukkan oleh EMA 21 minggu pada jangka waktu mingguan. Secara historis, kenaikan harga seringkali didahului oleh fase-fase korektif ini.
EGRAG Crypto di akun X-nya menunjukkan pantulan sebelumnya setelah ditutup di atas EMA 21 berkisar antara 68% dan 162%, menghasilkan kenaikan rata-rata 101%. Akibatnya, Bitcoin bisa mencapai $170 ribu–$190 ribu jika pola ini berulang.
Berdasarkan grafik, Bitcoin mengalami koreksi besar dari tahun 2022 hingga 2025. Awal 2022, Bitcoin turun ke $12.747 sebelum melonjak ke $21.274, kenaikan 68%. Pertengahan 2023, Bitcoin kembali terkoreksi ke $13.000, diikuti oleh lonjakan 162% menjadi hampir $45.500.
Lebih lanjut, koreksi pada tahun 2024 ke level $27.000 menyebabkan rebound sebesar 74% menjadi lebih dari $46.500. Koreksi terakhir pada awal tahun 2025 menyebabkan harga turun ke level $38.000, kemudian melonjak ke $93.730, yang merupakan peningkatan sebesar 101%.
Pola ini menunjukkan ketahanan dan sifat siklus Bitcoin. Selain itu, celah CME di dekat $91.950 dapat memicu pergerakan harga di masa mendatang.
Menurut Daan Crypto Trades di X, Bitcoin baru-baru ini bergerak keluar dari zona likuiditas $115.000 dan $120.000. Namun, harga saat ini sedang stabil dalam kisaran yang sama. Untuk mengantisipasi penembusan yang akan datang, para pedagang mengakumulasi posisi di kedua sisi, sebagaimana ditunjukkan oleh pola sideways ini.
Akibatnya, rentang $115.000–$120.000 menjadi penting untuk diwaspadai terhadap fluktuasi sementara. Selain itu, tingkat likuiditas ini dapat memengaruhi lonjakan harga di masa mendatang, memberikan peluang masuk yang menguntungkan bagi para pedagang.
Pola koreksi yang konsisten diikuti oleh pemulihan yang kuat pada Bitcoin menunjukkan bahwa antusiasme bullish masih ada. Lebih lanjut, kinerja sebelumnya menunjukkan bahwa menembus di atas EMA 21 minggu dapat menyebabkan reli yang signifikan.