Jakarta – Industri kripto di Uni Emirat Arab (UEA) diproyeksikan tumbuh pesat dan berpotensi menjadi sektor ekonomi terbesar kedua setelah minyak dalam lima tahun mendatang. Optimisme ini muncul berkat regulasi progresif, dukungan pemerintah, serta ekosistem aset digital yang dinamis.
Chase Ergen dari DeFi Technologies menilai UEA memiliki kepemimpinan inovatif, regulasi jelas, serta komunitas kripto yang kuat. Ia menyebut sektor blockchain berpotensi menyumbang kontribusi dua digit terhadap PDB UEA.
Faktor pendorong pertumbuhan antara lain regulasi komprehensif, iklim bisnis stabil, ekonomi bebas utang, hingga kebijakan pajak ramah bisnis. Dengan strategi tersebut, UEA kian mantap menjadi pusat kripto dan teknologi di Timur Tengah dan Afrika.
Tren adopsi kripto global juga menguat. AS merilis strategi komprehensif untuk memimpin inovasi kripto, sementara Pakistan mencabut larangan dan membentuk cadangan Bitcoin nasional. Norwegia bahkan meningkatkan eksposur Bitcoin hingga hampir 200% pada 2024.
Di Eropa, penyedia layanan kripto asal Belanda, Amdax, meluncurkan perusahaan treasury bitcoin AMBTS yang berencana melantai di bursa Euronext Amsterdam. CEO Amdax, Lucas Wensing, menyebut ambisi jangka panjang perusahaan adalah memiliki minimal 1% dari seluruh pasokan Bitcoin.
Lonjakan harga Bitcoin hingga rekor tertinggi pada Agustus 2025, ditopang oleh iklim regulasi positif di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump, semakin memperkuat optimisme pasar kripto global.