Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) kembali melemah setelah menembus level support penting di USD 112.000. Analis kripto anonim, Ali, memperingatkan kondisi Bitcoin semakin rapuh karena data teknikal dan on-chain menunjukkan potensi tekanan jual lebih lanjut.
Per Selasa (26/8/2025), harga Bitcoin turun 1,47% dalam 24 jam terakhir dan 3,65% dalam sepekan ke level USD 110.122 per koin atau sekitar Rp 1,79 miliar. Data on-chain mengungkap adanya celah support hingga USD 108.000, diperparah dengan aksi jual dari ETF Bitcoin yang melepas sekitar 8.850 BTC sepekan lalu.
Ali menegaskan, jika support USD 110.500 kembali jebol, maka BTC berpotensi meluncur ke USD 108.000. Sebaliknya, pemulihan baru bisa terjadi jika harga menembus kembali USD 112.000 dan ditutup di atas USD 112.600.
Di sisi lain, CEO Bitget Gracy Chen menilai Bitcoin cenderung bergerak konsolidatif di kisaran USD 110.000–USD 120.000 dalam 1–2 pekan mendatang. Ia justru melihat Ethereum (ETH) lebih kuat, dengan target harga USD 4.600–USD 5.200, setelah berhasil menembus USD 4.300.
Arus dana whale yang beralih dari Bitcoin ke Ethereum serta dukungan dari ETF dan utilitas ekosistem yang semakin luas dinilai menjadi pendorong utama reli ETH, sekaligus membuka peluang dimulainya musim altcoin.