Boyaa Interactive International Limited yang berbasis di Hong Kong telah mengintensifkan strategi kriptonya dengan membeli 290 Bitcoin senilai $33 juta.
Akuisisi yang diumumkan pada 25 Agustus ini menggarisbawahi komitmen perusahaan yang semakin besar terhadap Bitcoin sebagai landasan strategi Web3 jangka panjangnya. Langkah ini juga menandakan urgensi untuk mengamankan aset digital yang langka sebelum harga dan persaingan semakin tinggi.
Perusahaan game tersebut mengonfirmasi bahwa mereka menggunakan cadangan kas internal untuk menyelesaikan pembelian melalui platform perdagangan yang teregulasi. Selain itu, langkah ini meningkatkan total kepemilikan Bitcoin Boyaa menjadi 3.670 BTC.
Perusahaan ini kini telah memperoleh Bitcoin dengan harga rata-rata $62.878 per koin. Dengan demikian, perusahaan ini menjadi salah satu pemegang Bitcoin korporat terbesar di Asia.
Boyaa menjelaskan bahwa Bitcoin lebih dari sekadar aset keuangan. Perusahaan melihatnya sebagai pendorong ekspansi bisnis Web3 dan pengembangan ekosistem .
Lebih lanjut, siaran pers tersebut menekankan bahwa “pembelian dan penyimpanan mata uang kripto merupakan fondasi penting” bagi transformasi Boyaa. Oleh karena itu, Bitcoin kini sangat terkait dengan visi jangka panjang perusahaan.
Selain itu, Boyaa menyoroti tekanan persaingan. Pada awal 2024, perusahaan ini berada di peringkat sepuluh besar perusahaan publik global berdasarkan kepemilikan Bitcoin. Namun, lanskap pasar telah berubah dengan cepat.
Saat ini, hampir 160 perusahaan tercatat memiliki cadangan kripto , mendorong peringkat Boyaa ke posisi ke-22. Akibatnya, perusahaan memandang akumulasi Bitcoin sebagai perampasan lahan untuk sumber daya yang terbatas.
Strategi akumulasi Boyaa juga telah menghasilkan manfaat nyata bagi para pemegang saham. Perusahaan mengungkapkan bahwa Bitcoin per 10.000 saham meningkat sebesar 12% pada tahun 2025. Angka ini kini setara dengan 0,0516 BTC per 10.000 saham.
Oleh karena itu, pemegang saham secara efektif mendapatkan eksposur fraksional terhadap Bitcoin melalui kepemilikan saham mereka. Pendekatan ini mencerminkan adaptasi modern nilai buku per saham untuk era digital.
Lebih lanjut, Boyaa menekankan urgensi dalam pengungkapannya, dengan mencatat bahwa “keterbatasan total pasokan” Bitcoin menjadikan akumulasi awal sangat penting. Para pesaing sedang membangun cadangan secara agresif, dan perusahaan bersikeras bahwa penundaan akan berisiko kehilangan sumber daya penting.
Strategi Bitcoin Boyaa memadukan visi perusahaan dengan nilai pemegang saham. Dengan menimbun aset sekarang, perusahaan memposisikan diri secara kuat untuk era digital berikutnya.