Jakarta – Bank investasi raksasa Goldman Sachs kembali meningkatkan eksposurnya ke Bitcoin. Dalam laporan terbaru, Goldman Sachs menambah investasi sebesar USD 194 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun (kurs Rp 16.323 per USD) melalui ETF Bitcoin Spot. Dengan tambahan ini, total kepemilikan mereka kini mencapai USD 470 juta atau sekitar Rp 7,6 triliun.
Langkah Goldman Sachs memperkuat tren bahwa institusi keuangan besar semakin percaya pada Bitcoin sebagai aset investasi jangka panjang. Sebelumnya, Bitcoin kerap dipandang sebagai aset spekulatif, namun kini bank besar mulai menjadikannya bagian dari portofolio resmi.
Sementara itu, Uni Emirat Arab (UEA) juga tercatat sebagai salah satu pemilik Bitcoin terbesar di dunia. Berdasarkan data Arkham, UEA menyimpan sekitar 6.300 BTC senilai hampir USD 740 juta atau sekitar Rp 12 triliun. Aset tersebut diperoleh melalui perusahaan tambang negara, Citadel Mining, bukan dari penyitaan seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Inggris.
Citadel Mining, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh International Holding Company (IHC) di bawah kendali Sheikh Tahnoon bin Zayed Al Nahyan, telah menambang sekitar 9.300 BTC bersama mitranya Phoenix Group. Dari jumlah itu, sekitar 6.300 BTC masih disimpan sebagai cadangan nasional.
Dengan semakin banyaknya institusi besar, baik swasta maupun negara, yang menambah cadangan Bitcoin, tren global menunjukkan bahwa kripto ini semakin diakui sebagai instrumen keuangan strategis.
Mau saya buatkan versi judul alternatif yang lebih singkat & catchy untuk berita ini biar lebih pas buat headline media?