Triliun
Jakarta, 1 September 2025 – Mantan CEO Binance, Changpeng “CZ” Zhao, menyatakan keyakinannya bahwa bitcoin (BTC) sedang menuju status sebagai mata uang cadangan global. Keyakinan itu muncul di tengah tren perusahaan dan negara yang semakin banyak mengadopsi BTC sebagai bagian dari neraca keuangan mereka.
“Industri keuangan tradisional hingga negara-negara kini mulai menambahkan Bitcoin. Ini adalah evolusi yang menarik, dan kita sudah melihat kemajuan pesat,” ujar CZ, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (1/9/2025).
CZ, salah satu pengguna awal BTC sejak 2014, menilai reli harga Bitcoin yang menembus rekor tertinggi USD 124.128 pada Agustus lalu mirip dengan euforia ketika BTC pertama kali menembus USD 1.000 pada 2017. Ia menegaskan, pencapaian itu baru awal dari potensi kenaikan lebih lanjut.
Sementara itu, perusahaan investasi Strategy kembali memperbesar kepemilikan BTC. Pada 26 Agustus 2025, Strategy membeli bitcoin senilai USD 357 juta atau sekitar Rp 5,8 triliun dengan dana dari penerbitan saham biasa senilai USD 310 juta.
Dengan pembelian terbaru, total kepemilikan BTC Strategy kini mencapai 628.791 koin dengan nilai akumulasi sekitar USD 46,8 miliar atau Rp 766 triliun. Rata-rata harga beli mereka tercatat USD 73.227 per koin.
Meski demikian, saham Strategy turun 2,7% menjadi USD 348 pada Senin (1/9), menyusut dari puncak USD 457 bulan lalu. Beberapa pengamat, termasuk CEO Damped Spring Advisors Andy Constan, bahkan membandingkan model bisnis Strategy dengan skema Ponzi karena ketergantungan pada penerbitan saham untuk membiayai dividen saham preferen.
Langkah agresif Strategy dan komentar optimistis CZ semakin menegaskan posisi Bitcoin sebagai aset strategis, baik di level perusahaan maupun negara.