
Transaksi kripto di Indonesia terus naik tajam. Data OJK mencatat nilai transaksi Juli 2025 mencapai Rp 52,46 triliun, melonjak 62,36% dari Juni, dengan total sepanjang tahun sudah Rp 276,45 triliun. Jumlah investor pun menembus 16,5 juta.
Meski positif, OJK mengingatkan potensi “September Effect” yang kerap menekan pasar akibat kebutuhan likuiditas dan faktor psikologis. Kepala Eksekutif OJK Hasan Fawzi meminta investor tetap berhati-hati.
Vice President Indodax Antony Kusuma menilai fenomena ini lebih bersifat psikologis. Ia menekankan pentingnya diversifikasi, manajemen risiko, serta penggunaan dana dingin. “Bukan soal market timing, tapi konsistensi dan disiplin,” ujarnya.
Industri kripto dinilai tetap stabil meski ada tekanan eksternal, menjadi bukti ekosistem digital makin matang. Investor baru disarankan menerapkan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) untuk meredam volatilitas pasar.